Neutron Yogyakarta

Minat Mengadopsi Anak di Gunungkidul Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya

Minat Mengadopsi Anak di Gunungkidul Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya
BAHAGIA - Secara simbolis penyerahan SK (surat keputusan) hak asuh anak dampingan LKS PP Almarina, Srimpi, Karangmojo. Foto: Dokumen Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Minat untuk mengadopsi anak di Gunungkidul ternyata cukup tinggi.

Salah satu alasan ingin menjadi orang tua asuh, karena atas dasar nilai ibadah.

Sepanjang tahun ini total ada 37 balita dan anak telah diadopsi.

Baca Juga: APK Pemilu 2024 Timpa Warga, Ada yang Patah Kaki di Pakem dan Kening Dijahit di Depok

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Gunungkidul Asti Wijayanti mengkonfirmasi hal tersebut.

Dia mengakui data adopsi anak di Gunungkidul dalam tiga tahun terakhir mengalami kenaikan.

“Di 2021 ada 21 adopsi, 2022 naik jadi 30, dan tahun ini sampai dengan 19 Desember 2023 sebanyak 37 anak diadopsi,” kata Asti Wijayanti Selasa (19/12/2023).

Dia menjelaskan, asal usul anak yang diadopsi cukup beragam.

Di antaranya berasal dari orang luar Gunungkidul.

Dalam satu kasus, merupakan anak dari mahasiswa luar daerah di beberapa perguruan tinggi.

Baca Juga: Yuk Nikmati Sunset di Objek Wisata di Bantul Ini, Bisa Jadi Tujuan Liburan Akhir Tahun Kamu Loh…

“Anak hasil hubungan gelap,” ujarnya.

Data adopsi anak kurang beruntung tersebut, kata Asti, diperoleh dari angka yang dilaporkan ke kantor dinsos.

Angka ini berasal dari adopsi privat yang pemberkasannya melalui Dinsos Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPPA) Kabupaten Gunungkidul.

“Kami berharap proses adopsi dilakukan sesuai prosedur,” ucapnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Jogjakarta Siang Hingga Malam Selasa 19 Desember

Jika tidak sesuai aturan, dampaknya bisa panjang.

Salah satu bahayanya, jika anak tidak terdeteksi orang tua kandung, berpotensi terjadi perkawinan sedarah.

Kemudian berpotensi setelah diadopsi tidak diurus dengan benar.

“Kemensos ada program mempertemukan orang tua asuh dengan calon anak asuh melalui foster care,” jelasnya.

Baca Juga: Terbukti Bersalah, Jonathan Majors Resmi Dipecat Oleh Marvel

Di Gunungkidul salah satunya melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Almarina, Karangmojo.

Yayasan tersebut telah mendapat akreditasi dari Kemensos RI.

Adalah upaya memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang menetap dan berkelanjutan demi kepentingan terbaik anak.

“Sebelum mengadopsi anak, calon orang tua harus melewati proses asesmen,” ungkapnya.

Jika dokumen administrasi lengkap, pihaknya merekomendasikan ke Dinsos Provinsi DIJ.

Untuk mengeluarkan surat rekomendasi sidang ke Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri, anak dan orang tua harus seiman.

Baca Juga: Chainsaw Man Season 2 Hadir dengan Film

“Setelah mengadopsi, ada evaluasi selama satu tahun. Semua yang mengadopsi adalah warga Gunungkidul,” terangnya.

Sementara itu, Pekerja sosial LKS PP Almarina Alex Andriansyah mengatakan, alasan dari orangtua angkat melakukan adopsi bermacam-macam.

Biasanya karena belum memiliki keturunan walaupun sudah menikah cukup lama.

Baca Juga: Referensi Liburan Nataru, Bukit Panguk Kediwung Sajikan Pesona Alam Menawan Yogyakarta, Masuknya Murah Meriah…

Kemudian karena tidak bisa memiliki anak sebab ada sakit atau tidak bisa mengandung.

Lalu ada yang sudah punya anak satu, namun ingin mempunyai anak lagi karena merasa mampu dan bisa merawat anak.

“Ada juga yang ingin beribadah dengan merawat anak walaupun anak orang lain lewat adopsi,” kata Alex Andriansyah.

Dia mengakui, jumlah adopsi anak meningkat dari tahun ke tahun.

Di 2022 anak diadopsi dalam lembaga usia balita ada 7, usia 6-18 tahun 13 anak.

Sementara di tahun yang sama di luar lembaga usia balita 26 dan usia 6-18 tahun ada 8 anak.

Baca Juga: Teramati Tiga Kali Guguran Lava ke Arah Kali Bebeng, Jarak Luncur Maksimum 1.300 meter, Aktivitas Merapi Senin 18 Desember 2023

Di 2023 jumlah balita yang diadopsi dalam lembaga usia balita ada 9, usia 6-18 ada 15 anak.

Lalu data di luar lembaga usia balita 25 dan usia 6-18 sebanyak 10 anak. (gun/iwa)

Lainnya