Neutron Yogyakarta

Total 38 Tempat Tidur, RSUD Panembahan Senopati Bantul Siapkan Ruang Isolasi untuk Pasien Covid-19

Total 38 Tempat Tidur, RSUD Panembahan Senopati Bantul Siapkan Ruang Isolasi untuk Pasien Covid-19
SIAP: Pasien melintas di lobi poliklinik RSUD Panembahan Senopati Bantul, Selasa (18/12). (Gregorius Bramantyo/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – RSUD Panembahan Senopati Bantul menyiagakan pelayanan terkait adanya kecenderungan peningkatan kasus Covid-19.

Rumah sakit tersebut menyiapkan ruang isolasi yang disiapkan khusus sebagai antisipasi peningkatan kasus Covid-19.

RSUD Panembahan Senopati menyediakan ruang isolasi di ruang Baladewa dengan kapasitas empat tempat tidur. Kemudian di Bangsal Bima dengan kapasitas 18 tempat tidur.

Baca Juga: Dua Dusun di Bantul Terima Bantuan RTLH, Untuk Karangasem Rp 3,9 M dan Karangrejek Rp 1,2 M

“Sehingga total ada 22 tempat tidur untuk pasien isolasi,” kata Direktur RSUD Panembahan Senopati, Atthobari pada Selasa (19/12).

Kemudian apabila terjadi lonjakan kasus, rumah sakit tersebut juga menyiapkan penyiagaan ruang isolasi di masing-masing unit atau instalasi. Totalnya ada 10 tempat tidur yang rawat inap dan enam tempat tidur yang non rawat inap. Baik di IGD, ruang tindakan persalinan, dan Hemodialisa.

“Tambahan ada 16 tempat tidur, sehingga total kalo ada lonjakan itu kami menyiagakan kurang lebih ada 38 tempat tidur untuk pasien Covid-19,” jelas Atthobari.

Baca Juga: Ayo Kunjungi Panti Asuhan dan Panti Jompo, Permintaan Dikpora DIY ke Pelajar selama Libur Nataru

Penyiagaan ini juga dilakukan mengingat saat ini sedang menjelang masa Natal dan tahun baru (nataru). Di mana mobilitas masyarakat cukup tinggi dan sangat meningkat karena bersamaan dengan masa liburan sekolah.

“Di Bantul dan DIY yang menjadi destinasi wisata, mobilitas masyarakat sangat tinggi sehingga kami tentunya harus menyiapkan tindakan atau layanan kesehatan yang sifatnya darurat,” ujar Atthobari.

Saat ini, RSUD Panembahan Senopati sendiri sedang merawat empat pasien Covid-19. Kondisi keempat pasien tersebut komorbid sehingga mengharuskan dirawat inap.

“Untuk sementara masih terkendali kondisi mereka,” bebernya.

Atthobari menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan screening untuk mengantisipasi peredaran Covid-19. Namun, screening tersebut bukan untuk pasien secara umum.

Hanya dibatasi kepada yang memiliki faktor risiko atau terjadi potensi penularan lebih besar. Screening kepada pengunjung rumah sakit secara umum belum dilakukan karena masih dalam tahap kewaspadaan.

Baca Juga: Buset… Caleg di Purworejo Ajukan Izin Pasang APK Hingga Ratusan Titik, DPTMPTSP: Sampai Kehabisan Stiker Izin

“Belum ada regulasi atau instruksi tindakan screening, baru khusus pada pasien-pasien tersebut,” ucapnya.

Ia mengatakan, untuk pengadaan obat, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul untuk pengadaan logistik seandainya terjadi lonjakan kasus.

Kemudian terkait kebijakan vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, nantinya akan dipusatkan atau dilakukan oleh dinkes.

“Dipusatkan di puskesmas dan ada jadwal tertentu, di bawah kendali Dinkes. Rumah sakit belum atau tidak ada instruksi vaksinasi,” katanya.

Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widyantara menyatakan bahwa rumah sakit di Bantul diharapkan selalu siap menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga: Resah karena Mendapat Perlakuan Intimidatif, 12 Kepala Sekolah Kompak Laporkan Oknum LSM ke Polres Kebumen

Mereka diharapkan kembali menyiapkan ruang untuk pasien-pasien yang bergejala dan memerlukan perawatan inap di rumah sakit.

“Rumah sakit ini juga sudah harus siap sewaktu-waktu dibutuhkan ada lonjakan kasus, siap dipergunakan kembali untuk perawatan bagi pasien pasien Covid-19,” ujarnya. (tyo/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)