Neutron Yogyakarta

Belasan Hektare Lahan Pembangunan Tol Jogja-Solo di Sleman Belum Bisa Bebas, Pelaksana Proyek Ungkap Penyebabnya

Belasan Hektare Lahan Pembangunan Tol Jogja-Solo di Sleman Belum Bisa Bebas, Pelaksana Proyek Ungkap Penyebabnya
LANCAR: Petugas memasang cone di area pembangunan jalan tol Jogja-Solo Ringroad Utara. (Iwan Nurwanto/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Pembebasan lahan untuk proyek Tol Jogja-Solo Paket 2.2 masih terus berjalan sampai saat ini. Pelaksana proyek mencatat masih ada 13,3 hektare yang belum bebas dengan berbagai penyebab.

Humas PT Adhi Karya Pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Agung Murhandjanto mengatakan, kebutuhan lahan di luar tanah kas desa untuk pembangunan tol Jogja-Solo mencapai 39,8 hektare.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 66,6 persen atau sekitar 26,5 lahan hektare sudah dibebaskan.

Baca Juga: APK Lukai Dua Pengendara Motor di Sleman, JPW: Parpol Maupun Caleg Harus Bertanggung Jawab

Sementara untuk yang belum bebas, sebut Agung, mencapai sekitar 13,3 hektare atau 33,4 persen dari total kebutuhan lahan pembangunan Tol Jogja-Solo Paket 2.2.

Lahan yang belum bebas itu tersebar pada tiga desa yang ada di Kapanewon Mlati dan Ja panewon Gamping.

Agung mengaku, pihaknya juga tidak dapat melakukan pengerjaan proyek pada lahan yang statusnya belum bebas. Sehingga saat ini pelaksana proyek pun lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur tol yang statusnya lahannya sudah jelas.

Baca Juga: MIN 2 Bantul Gelar Fashion Show Baju Daur Ulang, Wujud Peduli Lingkungan

“Lahan yang belum terbayar aturan memang tidak boleh kita sentuh, sehingga kami dalam mengerjakannya itu juga menyewa tanah yang belum menerima UGR (uang ganti rugi) agar bisa kami kerjakan lebih dahulu,” ujar Agung, Rabu (20/12).

Terkait dengan progress keseluruhan pembangunan Tol Jogja-Solo, Agung menyatakan, sudah mencapai 20 persen.

Adapun yang kini tengah dikerjakan di antaranya pengecoran block calved, pemadatan timbunan, dan pembangunan drainase untuk konstruksi di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati.

Baca Juga: Wanita Wajib Simak, Makanan Yang Membantu Redakan Nyeri saat Datang Bulan

Sementara untuk konstruksi di kawasan Ringroad Utara, pihaknya sudah menyelesaikan pelebaran jalan sepanjang satu kilometer dari tikungan Ngawen sampai Monjali. Kemudian di awal tahun nanti bakal dilanjutkan pembongkaran median jalan di titik tersebut.

Insyaallah kalau lancar pembangunan Tol Jogja-Solo bisa selesai akhir tahun mendatang,” ungkap Agung.

Manajer Pengendalian Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 PT. Jasa Marga Jogja-Solo Aldyan Wiga menambahkan, dalam upaya pembebasan lahan kendala yang dihadapi hanya masalah administrasi.

Di antaranya, karena merupakan tanah warisan, salah menunjukkan sertifikat sehingga perlu diretur, dan pemilik meninggal dunia sehingga perlu diurus oleh ahli waris.

Baca Juga: Kasatresnarkoba Polres Purworejo dan Kapolsek Banyuurip Dimutasi, Kapolres Minta Segera Menyesuaikan Diri

Selain itu, pihaknya juga menemui masalah berupa pemilik tanah yang asetnya diagungkan di bank. Dalam hal itu pemilik wajib melunasi tanggungannya terlebih dahulu agar dapat dibayar oleh pihak tol. Kemudian ada pula tanah yang status kepemilikannya sengketa.

“Untuk pembebasan tidak ada yang stuck atau semua sudah setuju, kami hanya berharap pembebasan berharap bisa secepatnya agar target sesuai rencana,” terang Aldyan. (inu)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version