Neutron Yogyakarta

Dishub Bantul Antisipasi Jalur Cinomati Tak Dilewati Wisatawan

Dishub Bantul Antisipasi Jalur Cinomati Tak Dilewati Wisatawan
EVAKUASI: Proses evakuasi mobil elf yang mengalami kecelakaan tunggal di jalur Cinomati menggunakan mobil derek kemarin (9/12).DOKUMENTASI POLRES BANTUL

RADAR MAGELANG – Menghadapi masa libur Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (nataru), Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul berupaya untuk wisatawan menghindari jalur Cinomati. Hal itu untuk meminimalisasi kecelakaan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Kepala Dishub Bantul Singgih Riyadi mengungkapkan, pihaknya sebelumnya telah diperintah oleh bupati Bantul untuk melakukan survei ulang di jalur Cinomati. Kemudian melakukan inventarisir terhadap kelengkapan rambu-rambu lalu lintas di sana. Selain itu, bupati Bantul juga mengusulkan agar jalur Cinomati dihapus dari Google Maps. Jika tidak bisa, maka minimal ada pelabelan atau keterangan bahwa jalur tersebut sangat membahayakan. “Sudah kami lakukan dua-duanya,” katanya saat ditemui kemarin (20/12).

Di samping itu, Dishub Bantul juga telah memasang rambu-rambu tambahan tentang peringatan di jalur Cinomati. Rambu tambahan tersebut dipasang di dua jalur. Yakni di jalur masuk ke Cinomati dari arah Wonolelo, juga jalur masuk Cinomati dari arah Terong. “Masing-masing dipasangi dua rambu,” ujar Singgih.

Selain itu, di sepanjang jalur Cinomati juga telah terdapat label di Google Maps bahwa jalur tersebut sangat membahayakan atau rawan kecelakaan. Dishub Bantul sendiri akan menempatkan personil di jalur Cinomati pada saat masa nataru untuk berjaga-jaga. “Paling tidak memberikan edukasi peringatan kepada kendaraan yang akan melewati jalur itu,” jelas Singgih.

Dishub Bantul bersama kepolisian juga berencana memasang rambu yang memiliki kekuatan hukum di jalur Cinomati. Di mana akan sanksi bagi kendaraan yang melanggar rambu tersebut. Salah satunya adalah rambu larangan bagi bus untuk melewati jalur Cinomati. “Dalam waktu dekat akan kami pasang. Itu juga saran dari kepolisian agar kalau ada pelanggaran bisa ditindak oleh polisi,” bebernya.

Singgih menjelaskan, selama masa nataru, pihaknya akan melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas. Sebab diprediksi sekitar 4,5 juta orang akan masuk ke DIJ selama Nataru. Di mana sebagian besar diperkirakan kan memasuki Kabupaten Bantul. Dishub Bantul sudah memetakan titik-titik kerawanan kemacetan lalu lintas. Terutama di objek wisata Parangtritis. “Kami sudah lakukan pemetaan dan rekayasa lalu lintas apabila nanti terjadi kemacetan,” ucapnya.

Yang menjadi perhatian utama adalah potensi penumpukan kendaraan di Jembatan Kretek 1. Singgih menyebut hal tersebut harus dihindari. Sebab jembatan tersebut sudah berusia tua. Akan sangat membahayakan jika terjadi penumpukan kendaraan di jembatan tersebut. “Jadi nanti kalau ada indikasi kemacetan lalu lintas di sana, kami sudah menyiapkan jalur alternatif,” ungkapnya.

Jalur alternatif tersebut adalah jika dari arah utara, akan dibelokkan lewat sempalan Pundong ke timur. Melewati Dusun Gunung Puyuh. Di mana jalur itu akan berakhir di pertigaan selatan Jembatan Kretek 1 dan langsung ke TPR Parangtritis.

Kemudian untuk arus balik ke arah utara dari selatan, Dishub Bantul akan memanfaatkan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). “Ada yang nanti lewat Jembatan Kretek 2 langsung ke Srandakan. Ada yang bisa melewati pos TPR Pantai Samas langsung ke arah utara melalui Jalan Bantul,” beber Singgih.

Rekayasa tersebut dilakukan secara tentatif dengan melihat situasi. Jika sudah ada indikasi kemacetan, rekayasa itu baru diberlakukan. Dshub Bantul sendiri siaga dari tanggal 23 Desember hingga 3 Januari 2024. “Karena puncak arus balik itu tanggal 2 dan 3 Januari, lalu arus masuk sudah mulai tanggal 22 dan 23 Desember,” ujarnya. (tyo/eno)

Lainnya