RADAR MAGELANG – Petani tadah hujan disejumlah wilayah Gunungkidul hujan merugi. Tanaman pangan milik mereka gagal tumbuh karena mati mengering. Petani berharap turun hujan dan bersiap menanam ulang.
Seorang petani di Wonotoro, Pucung, Girisubo, Joko mengatakan, metode ngawu-awu atau menanam tanaman pangan sebelum musim hujan gagal total. Tiga petak lahan tanaman palawija miliknya gagal tumbuh.
“Mati mengering karena tidak ada hujan. Wilayah lain di Gunungkidul beberapa minggu lalu sempat diguyur hujan, tapi kampung kami belum sama sekali,” kata Joko Rabu (20/12/2023).
Akibatnya tanaman tumpangsari terdiri dari padi, kacang, jagung gagal tumbuh. Sempat menghijau namun sekarang sudah terlihat mengering. Dia pesimis meski hujan turun tanaman tetap tidak bisa diselamatkan.
“Memang sudah mati dan mengering,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi lahan pangan milik warga lainnya di Girisubo juga sama. Sekarang petani hanya bisa pasrah. Berharap dalam waktu dekat hujan segera turun dan kembali bersiap melakukan tanam ulang.
Baca Juga: Minim Menit Bermain, Ini Dia Alasan Shin Tae-yong Angkut Pratama Arhan ke Timnas Indonesia…
Sementara itu, petani di Putat, Patuk, Suyarto tengah berjuang menyelamatkan uritan atau benih padi di ladang. Mengalirkan air menggunakan selang setiap hari disiram agar bisa tumbuh maksimal.
“Tapi kalau huja tidak ada mau apa, kami tidak bisa tanam,” kata Suyarto.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul menerjunkan petugas lapang untuk melakukan pemantauan kondisi tanaman, terutama di wilayah pertanian tadah hujan.
Baca Juga: YIA Rinci Potensi Trafik Tinggi Penumpang Terjadi Sebanyak Tiga Kali di Momentum Nataru
Namun hingga berita ini diturunkan, hasil identifikasi kondisi tanaman masih dikoordinasikan dengan petugas lapang.
Harapannya setelah pemetaan potensi gagal tumbuh muncul dapat diambil kebijakan lanjutan.
“Saya belum dapat laporan dari dinas pertanian, nanti kajiannya seperti apa untuk diambil-langkah-langkah,” kata Bupati Gunungkidul Sunaryanta. (gun/amd)