Neutron Yogyakarta

Perempuan Buruh Gendong Beringharjo Jogja Diajak Perempuan Berkebaya Gelar Fashion Show

Perempuan Buruh Gendong Beringharjo Jogja Diajak Perempuan Berkebaya Gelar Fashion Show
Buruh gendong berkolaborasi dengan Perempuan Berkebaya Indonesia menggelar "Dendang Angklung Selendang Gendong" di Pendopo Timur Pasar Beringharjo (20/12/2023).foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2023, Perempuan Berkebaya Indonesia mengajak perempuan buruh gendong Pasar Beringharjo, Jogjakarta mengikuti fashion show dan pentas angklung di kawasan Pasar Beringharjo.

Perempuan Buruh Gendong dianggap sebagai cerminan atau lambang perempuan-perempuan tangguh pejuang keluarga.

Baca Juga: So Sweet! Diarak Pakai VW, 18 Pasangan Ikuti Nikah Massal, Pasangan Tertua Usia 71 Tahun, Sudah Menikah Sejak 2003

Mereka merupakan cerminan atau lambang dari perempuan-perempuan tangguh pejuang keluarga.

”Kami juga sudah beberapa kali menggandeng mereka untuk mengadakan kegiatan bersama perempuan Berkebaya Indonesia, Jogjakarta,” Jelas Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia Margaretha Tinuk Suhartini  di sela acara, Rabu (20/12/2023).

Sekitar 30 perempuan buruh gendong dilibatkan dalam acara tersebut.

Baca Juga: Robinson Memiliki Waktu Hingga 27 Desember 2023 untuk Mengajukan Kasasi

Perembuan buruh gendong tersebut dilibatkan pentas grup angklung dan menjadi peserta fashion show.

“Kami memilih mengadakan fashion show karena kami melihat para ibu sudah jarang memakai kebaya. Kami berencana mempromosikan kebaya itu melalui fashion show ini,” tandasnya.

Margaretha menyampaikan bahwa dalam proses persiapan, pihaknya hanya memanfaatkan waktu selama dua minggu.

Baca Juga: Berikut Daftar Pemain Yang Mendapatkan Kartu Terbanyak Hingga Pekan ke-23, Ada Dua Pemain PSS Sleman

Dalam dua Minggu tersebut dilakukan empat kali pertemuan untuk latihan angklung di pendopo komplek Kepatihan, Jogjakarta.

“Itupun tidak bisa lama karena mereka bekerja. Jadi cukup susah untuk mengumpulkan ibu-ibu latihan karena terkendala waktu,” ujarnya.

Penasihat Paguyuban Buruh Gendong Pasar Beringharjo, Suyatni menambahkan bahwa mereka diajak pentas angklung oleh Perempuan Berkebaya Indonesia.

Baca Juga: Mati Mengering, Tanaman Pangan di Girisubo Gunungkidul Gagal Tumbuh

Pada awalnya mereka merasa minder karena belum pernah diajak untuk main angklung apalagi mementaskannya.

Ya beginilah, buruh gendong itu kalau diajak kaya gitu kemungkinan mesti minder,” tuturnya.

Para perempuan buruh gendong tersebut mayoritas tidak bisa bermain angklung.

Tapi setelah melakukan latihan beberapa kali akhirnya mereka mulai bisa.

Baca Juga: Siap-siap Mudik! Biar Biaya Mencukupi, Kalian Harus Simak Tarif Tol Jakarta – Yogyakarta saat Libur Nataru 2023/2024

“Kami selalu disemangati oleh ibu-ibu Perempuan Berkebaya dan kami pun jadi semangat untuk latihan,” ujarnya.

Suyatni menjadi buruh gendong di Pasar Beringharjo sejak tahun 1988 hingga saat ini.

Ia juga memaknai peringatan Hari Ibu tersebut dengan mengajak selalu mengingat jasa ibu yang sangat berharga untuk anak dan keluarganya.

Baca Juga: Jalur Menuju Gua Hira Bakal Dirombak, Ini Alasan dari Pemerintah Arab Saudi

“Saya sehari-hari jadi buruh gendong di Pasar Beringharjo untuk mencari nafkah dari tahun 1988 hingga sekarang,” tandasnya.

Dalam gelaran acara tersebut semua ibu-ibu yang terlibat memakai kebaya yang dipadankan dengan kain batik.

Untuk motif kain batiknya adalah ‘Mbok Jum’ yang terinspirasi dari Ibu Buruh Gendong.

“Kebaya dan kain itu identik dengan perempuan dan kelembutan, cinta dan ketulusan juga semangat yang besar,” kata Margaretha. (cr5/iwa)

Lainnya