RADAR MAGELANG – Menjelang libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 (Nataru), aktivitas bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Tipe A Dhaksinarga Gunungkidul masih terlihat lengang.
Kondisi pergerakan arus kendaraan dan penumpang di posko pemantauan juga terlihat tidak padat.
Baca Juga: Totalnya Anggaran Rp 23,9 Miliar, TPST Tamanmartani Digadang Atasi Sampah di Empat Kapanewon
Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Dhaksinarga Wonosari Aris Farwanto mengatakan, pemantauan pergerakan arus kendaraan mulai dilakukan sejak Rabu (20/12/2023) pukul 20.00 WIB sampai dengan 08.00 WIB.
“Kondisi pergerakan kendaraan bus dan penumpang pada terminal Dhaksinarga terpantau lancar dan normal,” kata Aris Farwanto Kamis (21/12/2023).
Jumlah kedatangan bus AKAP belum ada lonjakan berarti, masih sama jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Berdasarkan data, jumlah kedatangan bus AKAP sebanyak enam unit, dan antar kota dalam provinsi (AKDP) tujuh unit.
“Sementara jumlah kedatangan penumpang dalam sehari bus AKAP 14 orang, dan AKDP enam orang,” ujar Aris.
Baca Juga: Daihatsu Terlibat Skandal Kecurangan di Jepang, Sejumlah Model Ada yang Diproduksi di Indonesia
Kemudian, data keberangkatan bus AKAP ada empat unit, dan AKDP sebanyak enam unit.
Jumlah keberangkatan penumpang bus AKAP 28 orang dan AKDP tujuh orang.
“Sementara ini masih normal, baik kedatangan maupun pemberangkatan. Diprediksi puncak arus mudik Nataru mulai tanggal 22-25 Desember 2023,” ungkap Aris.
Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul Bayu Susilo Aji mengatakan, pengamanan Nataru ditandai dengan apel gelar pasukan.
Dilanjutkan dengan persiapan posko, termasuk ramcek dan yang lain.
“Yang di-ramcek kendaraan angkutan umum, AKAP dan AKDP dalam rangka mengantisipasi mudik,” kata Bayu Susilo Aji.
Baca Juga: Ajak Warga Kelola Sampah, Anggota DPRD SLeman, dr Raudi Akmal: TPST Tamanmartani Sampah Jadi Berkah
Terpisah, Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri mengingatkan kembali tentang penonaktifan dua jalur tengkorak atau jalur rawan kecelakaan.
Langkah demikian untuk mengantisipasi aktivitas warga yang belum mengetahui jalur berbahaya tersebut.
“Dua jalur yang akan dihapus yakni Clongop di Kalurahan Hargomulyo, Gedangsari, dan jalur Bundelan, di Kapanewon Ngawen,” kata Edy Bagus Sumantri.
Dua lokasi tersebut secara geografis naik turun dengan tingkat kemiringan ekstrem. (gun/iwa)