Neutron Yogyakarta

Sepanjang 2023, BNN Bantul Ungkap Satu Sindikat Jaringan Narkotika, Rehabilitasi 172 Orang

Sepanjang 2023, BNN Bantul Ungkap Satu Sindikat Jaringan Narkotika, Rehabilitasi 172 Orang
TEGAS: Kepala BNN Kabupaten Bantul, Arfin Munajah (tengah) saat menyampaikan catatan akhir tahun dalam jumpa pers di kantor BNN Kabupaten Bantul, Kamis (21/12). (Gregorius Bramantyo/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Sepanjang tahun 2023, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bantul telah mengungkap satu sindikat jaringan narkotika.

Yakni, pengungkapan jaringan narkotika jenis sabu pada 22 Agustus 2023 dengan dua barang bukti. Pelaku berada di Padukuhan Soragan, Kalurahan Ngestiharjo, Kasihan.

Kepala BNN Kabupaten Bantul Arfin Munajah mengatakan, dari pengungkapan tersebut, pihaknya berhasil menangkap seorang tersangka dan menyita sejumlah barang bukti narkotika sabu.

Baca Juga: Tidak Terima Dimaki, Kuasa Hukum Ammar Zoni Angkat Bicara Tanggapi Pernyataan Deddy Corbuzier 

“Modus operandi sebagai kurir dan melakukan transaksi dengan cara COD,” ujarnya dalam jumpa pers di Kantor BNN Kabupaten Bantul, Kamis (21/12).

Pada tahun 2023, Team Assesmen Terpadu BNN Kabupaten Bantul mengantongi lima orang yang masuk dalam daftar pencarian.

Namun, dalam pengembangannya, BNN Kabupaten Bantul berhasil menangkap sembilan orang pelaku sepanjang 2023.

Dari jumlah tersebut, lima orang merupakan penyalahguna narkotika jenis sabu, tiga orang penyalahguna tembakau gorila, dan satu orang penyalahguna narkotika jenis ganja.

Baca Juga: Kontroversi Materi Senam PSHT Tersebar di Media Sosial, Warga Silat Terheran-heran dengan Klaim Paham Tanpa Latihan!

“Dari sembilan orang tersebut, rentang usianya dari 21 sampai 52 tahun,” jelas Arfin.

Ia menjelaskan, data kasus narkoba yang ada di wilayah Bumi Projotamansari tidak hanya dari BNN saja. Namun, juga dari hasil ungkap kasus Polres Bantul. Sejak pandemi Covid-19, kasus narkotika di Bantul perlahan mulai merangkak naik.

Di Bantul terdapat dua kasus besar dalam tiga tahun terakhir. Yakni, pengungkapan pabrik psikotropika terbesar se-Asia Tenggara yang berada di Ngestiharjo, Kasihan.

Kemudian pada 2023, terdapat pengungkapan kasus produsen keripik pisang yang mengandung narkotika di Potorono dan Baturetno, Banguntapan. Pelaku juga menjual happy water, yakni cairan untuk rokok elektrik atau vapor.

Baca Juga: Ajarkan Siswa tentang Olah Sampah, Murid MTsN 9 Bantul Gelar Pameran Produk Daur Ulang

“Ternyata yang di Potorono dan Baturetno memang bukan penduduk asli Bantul. Kami juga selalu ingatkan untuk berhati-hati, karena rumah kontrakan dan indekos itu juga sangat rentan terhadap pemakaian peredaran narkoba,” imbaunya.

Untuk itu, BNN Kabupaten Bantul tetap melakukan tindakan pendekatan dengan masyarakat. Yakni sharing dan berbincang dengan warga anti narkoba ketika ada kejadian-kejadian luar biasa.

BNN Kabupaten Bantul selalu menurunkan tim untuk pendekatan ke pemerintah setempat, baik di kapanewon, kalurahan, atau padukuhan.

Baca Juga: 3 Wilayah Terpanas Yang Ada di Kebumen, Nomor Satu Cukup Terkenal dengan Pantainya…

“Kami berikan motivasi dan edukasi kepada pemerintah setempat. Agar bisa diadakan sosialisasi sampai ke tingkat bawah, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi tempat kejadian yang luar biasa,” kata Arfin.

Pendekatan ke masyarakat itu tidak hanya dilakukan di Potorono dan Baturetno saja. Namun, juga ke wilayah lain.

Seperti ketika ada kasus kematian akibat pesta miras di Kalurahan Trimurti, Srandakan beberapa waktu lalu. Di mana korbannya tidak hanya dari Kalurahan Trimurti saja.

Baca Juga: Kembali Booming, Lagu First Snow milik EXO masuk chart No.1 Melon Top 100

“Kami kunjungi di wilayah yang ada korbannya dalam rangka upaya pencegahan dan memberikan edukasi kepada pemerintah setempat maupun kepada masyarakat di padukuhan tersebut,” bebernya.

Untuk urusan pencegahan, BNN Kabupaten Bantul juga melaksanakan program suluh keliling setiap hari Rabu di tempat-tempat umum. BNN juga masuk ke sekolah dengan menjadi insptektur upacara.

Sementara itu, untuk urusan rehabilitasi, BNN Kabupaten Bantul telah merehabilitasi 172 orang.

Di mana 162 orang klien di Klinik Pratama Abhipraya BNN Kabuapten Bantul dan 10 klien di unit Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM).

Baca Juga: Anniversary Paguyuban Motor Honda Yogyakarta (PMHY) Ke-18 “GAYANG REGENG”

“Kami menargetkan adanya peningkatan kualitas layanan rehabilitasi narkotika dan peningkatan pemulihan pecandu narkotika,” tegas Arfin.

Layanan rehabilitasi pada pecandu narkotika yang dilakukan berhasil meningkatkan kualitas hidup mantan pecandu narkotika.

Indikatornya adalah Indeks Kepuasan Penerima Layanan Rehabilitasi (IKM) pada fasilitas rehabilitasi BNN di 2023 mencapai 3,95. Hasil itu masuk pada Kategori IKM 3.533-4.000 yang dinilai sangat baik.

“Melebihi target yang ditetapkan yaitu 3.3,” terangnya.

Baca Juga: Aksi Tak Senonoh Pasangan Muda-Mudi Hebohkan Media Sosial, Kafe di Senopati Jadi Saksi Bisu

Sedangkan indikator kedua adalah persentase penyalahguna dan pecandu narkotika yang mengalami peningkatan kualitas hidup setelah menjalani rehabilitasi.

Peningkatan kualitas itu dihitung melalui pengukuran instrumen Whoqol (Who Quality Of Life) pada empat domain. Yaitu fisik dengan capaian 85,27 persen, psikologis 86,05 persen, sosial 72.87 persen, dan lingkungan 85.27 persen.

“Empat domain itu semuanya melebihi target yang ditetapkan yaitu 50 persen,” tandas Arfin. (tyo/amd)

Lainnya