Neutron Yogyakarta

Tak Perlu Keliling Kota Jogja Cegah Macet saat Malam Tahun Baru, 15 Titik Pesta Kembang Api Disiapkan, Ada Race di Mandala Krida

Tak Perlu Keliling Kota Jogja Cegah Macet saat Malam Tahun Baru, 15 Titik Pesta Kembang Api Disiapkan, Ada Race di Mandala Krida
Gubernur DIY Hamengku Buwono (HB) X bersama jajaran Forkopimda usai rapat koordinasi persiapan menjelang Nataru di Kompleks Kepatihan, Kamis (21/12).Winda Atika Ira P/ Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Sebagai upaya memecah keramaian di jantung kota utamanya Malioboro pada malam pergantian tahun 2024, akan ada 15 titik pesta kembang api diselenggarakan baik dari provinsi DIY, kabupaten dan kota. Masyarakat diminta tak perlu melakukan pergerakan ke kota yang berpotensi menambah kemacetan.

Sebab diprediksi 4,45 juta orang bakal bermobilisasi masuk wilayah DIY pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Gubernur DIY Hamengku Buwono (HB) X  memperkirakan akan ada sekitar 4 juta orang melakukan pergerakan ke wilayah DIY. Jumlah itu baik yang sekadar lewat maupun stay di Jogja. Pengaturan lalu lintas diperlukan agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh masyarakat.

“Kita perlu mencermati arus datang maupun nanti keluar maupun sekadar lewat. Pengaturannya bagaimana biar tidak ada kemacetan, stag ataupun memberikan pelayanan juga dengan baik bagi seluruh masyarakat baik yang masuk di Jogja maupun sekedar lewat Jogjakarta,” katanya usai rakor bersama Forkopimda terkait Persiapan Nataru di Bangsal Kepatihan Kompleks Kepatihan, Kamis (21/12).

HB X menjelaskan akan ada 15 titik penyelenggaraan pesta kembang api saat perayaan pergantian malam tahun baru 2024. Salah satunya juga ada even yang akan diselenggarakan di Stadion Mandala Krida seperti race atau balapan. Ini sebagai salah satu cara Pemprov DIY untuk memecah kosentrasi di kota. Dengan pertunjukan dimulai sekitar pukul 22.00 sampai lebih dari pukul 00.00.

Baca Juga: Biaya Produksi Tak Sebanding dengan Hasil Panen, Regenerasi Petani Bantul Macet

Dengan even yang diselenggarakan tersebut diharapkan tidak membuat kepadatan dan kemacetan di jalan-jalan. Maka keramaian tersebut dipecah hingga ke kabupaten-kabupaten.

“Itu harapannya orang yang melihat pertunjukan stay disitu sama sepeda motornya. Jadi tidak perlu harus keliling kota apalagi nanti berbondong-bondong bergerombol dengan kepadatan yang mungkin tinggi. Karena yang berkunjung ke Jogja juga relatif tinggi, nanti bisa stag ditempat dijalan-jalan, itu coba kita hindari,” ujarnya

Adapun untuk even race di Stadion Mandala Krida akan digelar hingga pukul 03.00. Hal ini juga sebagai harapan agar anak-anak muda stay di lokasi pertunjukan dan tidak memutar kota.

Dengan pertunjukan yang terpecah baik dari provinsi sebagai penyelenggara maupun kabupaten/kota maka masyarakat Jogja bisa menikmati pertunjukan yang ada di masing-masing wilayah.

“Dan bertahun baru di tempat masing-masing di kabupaten masing-masing. Tidak perlu melakukan perjalanan apalagi semua tujuannya mau masuk ke Malioboro,” jelasnya.

Baca Juga: Nataru, 12 Destinasi Wisata Berpotensi Macet

Selain itu, merespons kasus Covid-19 yang naik Raja Keraton ini belum menerapkan pembatasan tertentu pada momen Nataru ini. Kendati begitu, masyarakat tetap diminta mawas diri dan kesadarannya menggunakan masker meski belum jadi bagian anjuran.

“Tapi saya berpendapat bagi yang mereka merasa fisiknya kurang mendukung lebih baik pakai masker lebih baik,” tambahnya.

Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengatakan, pada momen akhir tahun nanti akan ada sebanyak 4,45 juta orang yang masuk atau melintas di wilayah Provinsi DIY. Pada saat libur Nataru, sudah ada rekayasa untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kendaraan dan orang.

“Namun khusus malam tahun baru nanti kita tetap melaksanakan car free night. Jadi tidak ada kendaraan yang akan masuk wilayah Malioboro dari post Teteg sampai Kilometer Nol akan kosong,” katanya.

Suwondo memaparkan di sana akan disiapkan juga pengamanan dengan sistem zona sehingga masyarakat yang datang bisa berdiri atau menikmati kegiatan di Malioboro.

Pun titik tertentu Polda juga memberikan pengamanan baik dari sisi ketertiban dan pelayanan kesehatan.

“Sifatnya rekayasa lalu lintas khusus malam tahun baru khusus dari Teteg sampai Kilometer Nol akan tidak boleh kendaraan melintas sampai jam 05.00 pagi,” tambahnya. (wia/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)