RADAR MAGELANG – Dinas Pariwisata Sleman mencatat perputaran uang dari sektor pariwisata selama satu tahun terakhir ini mencapai Rp 19,04 triliun.
Jumlah itu didapat dari rata-rata uang yang dihabiskan wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berbelanja.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sleman Kus Endarto mengatakan, satu orang wisatawan Nusantara rata-rata menghabiskan uangnya di Sleman untuk berbelanja sebesar Rp 1,37 juta.
Jika dikalikan jumlah kunjungan selama satu tahun terakhir sebanyak 6,9 juta kunjungan dan length of stay 1,83 hari, perputaran uang dari wisatawan nusantara mencapai Rp 17,04 triliun.
Kemudian untuk wisatawan mancanegara, sambung Kus, perputaran uangnya bisa mencapai Rp 1,58 triliun.
Jumlah itu didapat dari rata-rata uang yang dihabiskan satu orang wisatawan mancanegara sebesar Rp 4,46 juta ketika di Sleman. Lalu, dikalikan jumlah kunjungan sebesar 168.470 dan length of stay 2,1 hari.
“Mengacu dari data tersebut maka perputaran uang wisatawan di kabupaten Sleman sampai dengan 21 Desember 2023 mencapai Rp 19,04 triliun,” ujar Kus saat ditemui, Jumat (22/12).
Baca Juga: Legend, Begini Sejarah Teko Blirik Populer ‘Simbol Perjuangan Petani’
Kus melanjutkan, hingga akhir Desember ini pihaknya juga mencatat capaian pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata telah mencapai Rp 319,34 miliar atau 95,4 persen dari target sebesar Rp 332,84 miliar.
Menurutnya, penyumbang PAD terbesar berasal dari penerimaan pajak hotel, restoran, dan hiburan dengan jumlah Rp 314,84 miliar.
Sementara menghadapi musim libur Natal dan tahun baru (nataru), dia mengaku, sudah mematok target sebanyak 225 ribu sampai 300 ribu wisatawan. Terhitung dari periode kunjungan mulai tanggal 22 Desember 2023 sampai dengan 7 Januari 2024 mendatang.
Baca Juga: 3 Nama Kecamatan Unik di Kebumen, Ada Yang Seperti Nama Hewan Hidup di Air…
Lebih lanjut, Kus memastikan, meski ada peningkatan kasus Covid-19 pihaknya tidak akan menerapkan aturan ketat seperti masa pandemi beberapa waktu lalu.
Lantaran pemerintah pusat telah memutuskan bahwa pandemi Covid-19 kini sudah menjadi endemi.
“Walaupun demikian kami minta pengelola destinasi wisata, perhotelan, hingga restoran tetap menerapkan CHSE,” sambungnya.
CHSE yakni cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan).
Sementara itu, Pengurus Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) Agung Tri Sasongko menambahkan, selama periode nataru rata-rata perbelanjaan wisatawan di Sleman dapat menyentuh Rp 850 ribu sampai Rp 1,7 juta.
Dengan komponen belanja meliputi akomodasi, makan dan minum, tiket masuk wisata, serta pembelian oleh-oleh.
“Perputaran uang wisatawan selama libur nataru kemungkinan bisa mencapai Rp 334,69 miliar sampai Rp 994,5 miliar,” terang Agung.
Baca Juga: Hati – Hati ! Ini Dia 5 Bahaya Akibat Sering Menahan Buang Air Kecil
Sebelumnya, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyatakan, menyambut libur nataru tahun ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan pelaku wisata. Dia pun memastikan kalau kabupaten Sleman siap untuk menyambut wisatawan.
“Kita harapkan dengan koordinasi ini wisatawan yang datang pun bisa merasa aman dan nyaman selama di Sleman,” tegas Danang. (inu/amd)