Neutron Yogyakarta

Jalan ‘Paris’ Macet, Wisatawan Diminta lewat Jalur Alternatif

Jalan ‘Paris’ Macet, Wisatawan Diminta lewat Jalur Alternatif
GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Objek wisata di Kabupaten Bantul, terutama pantai, diserbu wisatawan saat momentum libur Nataru kali ini. Jalan-jalan utama menuju destinasi wisata pantai pun menjadi macet karena banyaknya wisatawan yang datang dengan berbagai kendaraan, utamanya bus.

Polres Bantul telah memberi imbauan ke wisatawan yang hendak menuju objek wisata Pantai Parangtritis untuk menggunakan jalur alternatif. Jalur alternatif dapat digunakan agar tidak terjebak kemacetan di jalur utama.

Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengungkapkan, mengantisipasi kemacetan di jalur utama menuju Pantai Parangtritis, sudah disiapkan beberapa jalur alternatif. Jalur alternatif yang bisa dilalui dari arah Kota Jogja yakni Jalan Imogiri Barat dan Jalan Imogiri Timur.

Dikatakan, ketika wisatawan sampai di jalur Ringroad Selatan lalu melewati simpang Wojo atau simpang Terminal Giwangan, langsung ke selatan sampai simpang Selopamioro, Imogiri. Jalur ini akan tembus di simpang tiga selatan Jembatan Kretek I (Jalan Parangtritis).

“Setelah itu, arus wisatawan ke selatan menuju TPR (Tempat Pemungutan Retribusi) Parangtritis,” ungkapnya. Selain itu, para wisatawan juga bisa melalui sempalan Pundong ke timur melewati Jembatan Soka. Kemudian diarahkan ke wilayah Gunung Puyuh yang selanjutnya masuk Jalan Parangtritis wilayah Kretek.

Untuk jalur kepulangan dari Pantai Parangtritis, arus kendaraan akan dialihkan melalui Jembatan Kretek II ke arah barat. Ini agar kendaraan yang keluar tidak bertemu dengan yang akan masuk pantai.

“Jadi dari Jembatan Kretek II ke barat melalui simpang tiga Pengklik. Kemudian bisa lurus melalui Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) maupun ke kanan melalui Jalan Samas dan Jalan Bantul,” tandas Jeffry. (rul/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version