Neutron Yogyakarta

Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Sudah Capai 70 Persen, Pemindahan Situs Mbah Celeng Tinggal Tunggu Kesepakatan Keraton Jogja

Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Sudah Capai 70 Persen, Pemindahan Situs Mbah Celeng Tinggal Tunggu Kesepakatan Keraton Jogja
PENGECEKAN: Pelaksana proyek saat mengecek pelebaran jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 di Ringroad Utara (18/12). (IWAN NURWANTO/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Pembebasan lahan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 terus dilakukan oleh pelaksana proyek. Hingga akhir tahun ini tercatat lahan yang sudah bebas mencapai 70 persen.

Humas PT Adhi Karya Pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Agung Murhandjanto mengatakan, dengan bertambahnya lahan yang sudah bebas tentu akan berdampak baik pada proses pembangunan.

Karena, pelaksana proyek dapat semakin leluasa untuk melanjutkan tahapan proyek yang perlu dikerjakan.

Baca Juga: Bawaslu Kebumen Kawal Ketat Distribusi Surat Suara

Agung mengungkapkan, pihaknya kini tengah mengerjakan pengecoran block calved, pemadatan timbunan, dan pembangunan drainase untuk konstruksi di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati.

Sementara untuk di kawasan Ringroad Utara sebelumnya sudah diselesaikan pelebaran jalan.

“Untuk lahan yang sudah bebas sekarang sekitar 70 persen, dan kami bisa mulai menyambungkan proyek yang ada di Kalurahan Tirtoadi dan Tlogoadi,” ujar Agung kepada Radar Jogja, Jumat (29/12).

Baca Juga: Media Surat Kabar The New York Times Menggugat OpenAI Dan Microsoft. Mengapa?

Selain berharap lahan untuk pembangunan Tol Jogja-Solo dapat dibebaskan secara keseluruhan. Agung mengaku, pihaknya kini juga menunggu kesepakatan pihak Keraton Jogjakarta untuk pemindahan makam Kyai Kromo Ijoyo.

Dikarenakan, makam yang juga disebut sebagai situs Mbah Celeng itu terdampak proyek Tol Jogja-Solo.

Adapun secara keseluruhan total kebutuhan lahan untuk pembangunan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 mencapai 39,8 hektare di luar tanah kas desa.

Baca Juga: Ingin Tampil Wangi Sepanjang Hari ? Begini Tips Menghalau Bau Badan !

Jika dihitung dari persentase tanah yang sudah bebas sebanyak 70 persen. Maka hanya tinggal 11,94 hektare lahan yang belum bebas.

“Dengan semakin banyak tanah yang sudah bebas, insyaallah proyek bisa selesai lebih cepat,” ungkap Agung.

Sebelumnya, Manajer Pengendalian Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 PT Jasa Marga Jogja-Solo Aldyan Wiga menyampaikan, dalam upaya pembebasan lahan kendala yang dihadapi hanya masalah administrasi.

Di antaranya karena merupakan tanah warisan, salah menunjukkan sertifikat sehingga perlu diretur, dan pemilik meninggal dunia sehingga perlu diurus oleh ahli waris.

Baca Juga: BNNP DIY Targetkan 19 Kawasan Rawan Menuju Aman, Ini Strategi Cara Menanggulangi Libatkan Pemberdayaan Masyarakat

Selain itu, pihaknya juga menemui masalah berupa pemilik tanah yang asetnya diagungkan di bank.

Dalam hal itu pemilik wajib melunasi tanggungannya terlebih dahulu agar dapat dibayar oleh pihak tol. Kemudian, ada pula tanah yang status kepemilikannya sengketa.

“Untuk pembebasan tidak ada yang stuck atau semua sudah setuju, kami hanya berharap pembebasan berharap bisa secepatnya agar target sesuai rencana,” terang Aldyan. (inu/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)