RADAR MAGELANG – Kota Jogja tidak berhenti bersolek untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawannya. Pemerataan diutamakan menjadi jujukan wisata yang sama ramainya di setiap sudut. Sudah memiliki Taman Pintar di pusat kota, di selatan kali ini akan ada Taman Budaya Jogja Embung Giwangan. Destinasi itu bakal menjadi jujukan baru wisatawan pada 2024.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Jogja Yetti Martanti mengatakan, Taman Budaya Jogja Embun Giwangan menjadi simpul atau titik utama perkembangan Jogja selatan. Menurutnya, pembangunannya masih dilakukan secara bertahap.
Untuk 2023 baru selesai tahapan entrance yang bisa difungsikan sebagai mini galeri, perkantoran, dan juga ruang rapat. Nantinya masyarakat umum dapat menggunakan pemanfaatannya. Destinasi ini menjadi menarik karena ada embungnya.
Taman Budaya dan Embung Giwangan menjadi satu kesatuan utuh dalam satu tempat. Untuk tempat parkir juga cukup luas, bisa menampung bus dan kendaraan roda empat. “Ada Amphitheatre dengan kapasitas 500 orang. Kemudian dibangun Graha Budaya yang indoor juga 500-an,” katanya.
Pembangunan Graha Budaya akan dilakukan pada 2024 menggunakan dana keistimewaan (danais). Saat ini baru amphiteatre dan entrance gedung yang baru selesai dibangun.
Yetti menuturkan, untuk kegiatan kesenian outdoor bisa dilakukan di Amphiteatre. Sedangkan indoor nantinya di Graha Budaya. Namun untuk sementara waktu kegiatan indoor dapat dilakukan di gedung entrance yang memang kapasitasnya tidak banyak. Seperti pameran yang bisa dilangsungkan. “2024 akan kami operasionalkan tetap, meski ada pembangunan Graha Budaya,” tambahnya.
Luasnya mencapai sekitar 3,5 hektare, sehingga masih bisa merespons setiap sudutnya untuk bisa dimanfaatkan. Amphiteatre sudah difungsikan untuk kesenian yang dilangsungkan oleh mitra dari Disbud Kota Jogja. Daya tampung parkir untuk mobil pribadi 40-50 unit, bus bisa empat, dan ratusan motor.
Masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas di Taman Budaya Embung Giwangan. Tentu pemanfaatannya harus melalui tahapan yang sesuai dari manajemen marketing Disbud Kota Jogja. Nanti akses untuk pembangunan akan dibedakan agar aktivitas seni budaya yang berlangsung pada 2024 tidak terganggu. Secara prinsip 2024, semua fasilitas yang sudah ada bisa langsung dioperasionalkan oleh masyarakat dan mitra kerja.
Sekretaris Daerah Kota Jogja Aman Yuriadijaya menambahkan, destinasi ini ada dua potensi yakni yang berpotensi benefit sehingga menjadi ruang ekspresi pelaku kesenian dan budaya. Tetapi dari sisi profit, Taman Budaya Jogja Embung Giwangan menjadi titik ungkit pengembangan ekonomi Kota Jogja wilayah selatan. “Pemikiran sederhananya memindahkan satu juta pengunjung Taman Pintar ke sini,” tuturnya.
Menurutnya, harus ada penguatan ekosistem yang saling menguatkan dari berbagai leading sektor. Aman meminta ada aktivitas harian nantinya apabila sudah beroperasional sepenuhnya. Contohnya hari ini (kemarin, Red) yang diundang pelaku event. Pelaku kesenian dan kebudayaan di Kota Jogja memiliki ekosistem tersendiri. Oleh karena itu, ekosistemnya harus dibangun agar menjadi mutualisme.(Khairul Ma’arif/RADAR JOGJA)