Neutron Yogyakarta

Malam Tahun Baru Sisakan 30 Ton Sampah

Malam Tahun Baru Sisakan 30 Ton Sampah
KESADARAN WARGA RENDAH: Personel DLH Kota Jogja berjibaku membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan awarga usai perayaan pergantian Tahun Baru 2024. (DLH untuk Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Perayaan malam pergantian Tahun Baru 2024 selesai dilakukan. Sejumlah titik menjadi lokasi favorit warga. Selain lokasinya strategis juga adanya pesta kembang api. Di antaranya di kawasan Tugu, Malioboro,Titik Nol Kilometer, sampai Keraton Jogja (Gumaton).

Sayangnya, titik-titik tersebut menyisakan sampah. Termasuk di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Panembahan Senopati. Karena warga meninggalkan begitu saja sampah-sampah tersebut di sembarang tempat. Catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, setidaknya ada 30 ton sampah yang dibersihkan pasca perayaan itu.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Jogja Ahmad Haryoko membeberkan, jumlah 30 ton itu merupakan angka yang diperkirakan. Ada kemungkinan lebih. Ekuivalennya sekitar 15 ton baru di seputaran Tugu saja. Sementara di wilayah lainnya seperti Malioboro hingga Keraton Jogja sekitar 15 ton,’’ katanya, kemarin (1/1).

Ada tiga truk pengangkut sampah yang dioperasionalkan. Pengolahannya sudah diselesaikan tanpa perlu dibawa ke TPA. Sampah diolah di TPS3R Nitikan. Namun terbatas hanya mencapai 30 ton saja.

Jumlah tersebut terbilang banyak karena pada momen kali ini tidak ada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan seperti periode sebelumnya. Namun, tanpa adanya event, diakui Haryoko volume sampahnya lumayan “mengerikan” juga. Saat ini sudah dibersihkan semua sehingga kawasan tersebut sejak pagi sudah terbebas sampah.

Wilayah Gumaton sudah terselesaikan sebelum waktu Subuh. Kawasan ini menjadi tanggung jawab UPT Pengelolaan Cagar Budaya Dinas Kebidayaan Kota Jogja. Sedangkan di luar itu menjadi tanggung jawab DLH. “Jadi kami tidak menyiapkan secara khusus (personel, Red) tetapi ternyata banyak juga tadi (sampahnya, Red) di Jalan Sudirman dari sebelum Tugu dan Jalan Diponegoro,” tuturnya.

Sampah yang paling banyak lembaran-lembaran yang digunakan untuk duduk. Selain itu, juga banyak sampah yang ada nilai uangnya seperti botol-botol plastik dan gelas-gelas minum. “Sebagian kami bawa ke Nitikan. Di sana sudah siap dengan peralatan untuk presing dan sebagian lagi dibawa ke depo untuk dipilah,” ucap Haryoko. (rul/din)

Lainnya