RADAR MAGELANG – Target pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bantul dari sektor pariwisata pada 2023 gagal tercapai. Target PAD tersebut meleset hingga mencapai sekitar Rp 200 juta.
Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, hingga akhir 2023 total perolehan PAD dari sektor Pariwisata di Bantul mencapai Rp 26,283 miliar.
Perolehan PAD ini meleset sekitar Rp 230 juta dari target PAD 2023 yang mencapai sebesar Rp 26,513 miliar.
Baca Juga: Dahinya Berdarah, Trotoar di Jogjakarta Tak Aman bagi Pedestrian
“Kami tidak bisa mencapai seratus persen, tetapi 99,13 persen,” katanya saat ditemui Radar Jogja, Selasa (2/1).
Ia menyebut, total raihan PAD dari sektor pariwisata memang sudah diprediksi oleh pihaknya sejak beberapa waktu lalu.
Pada bulan November 2023 lalu, Kwintarto menyampaikan bahwa angka pencapaian PAD di tahun 2023 setidaknya mendekati target.
Jika kurang dari target, maka jaraknya tdiak terlalu jauh. Begitu pun jika melebih target, jumlahnya tidak terlampau banyak.
“Sesuai prediksi kami ketika PAD masih di angka Rp 19 miliar, artinya prediksi itu di bulan November,” ujarnya.
Baca Juga: Dishub Kota Jogja Mulai Uji KIR Gratis: Tidak Usah Pakai Biro Jasa
Mantan panewu Sewon ini mengungkapkan, pihaknya menargetkan PAD pariwisata di tahun 2024 sebesar Rp 49 miliar. Jumlah tersebut dengan pertimbangan adanya kenaikan retribusi di objek wisata pantai selatan.
Dinpar Bantul bakal menaikkan tarif retribusi mulai pertengahan tahun ini. Rencananya kenaikan tarif tersebut dari Rp 10 ribu menjadi Rp 15 ribu.
“Untuk itu sedang disiapkan regulasinya. Karena untuk realisasinya kemungkinan di triwulan kedua tahun 2024,” ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Sosok Villain Utama, Game Horor Mickey Mouse Rilis Trailer Perdana
Kwintarto sendiri optimis pihaknya dapat meraup sekitar Rp 40 miliar dari PAD pariwisata pada 2024.
Dengan adanya rencana kenaikan tarif retribusi, ia berharap bisa mencapai pemasukan sebesar Rp 50 miliar untuk PAD.
“Nanti kami lihat dan intensifikasikan. Kalau di Rp 40 miliar masih bisa optimistis, tapi kalau Rp 49 miliar karena itu target ya kami mempertimbangkan. Siapa tahu di 2024 wisatawan jauh lebih banyak daripada di 2023,” ucapnya.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Bantul Mahmudin menjelaskan, PAD pariwisata di Bantul akan dinaikkan targetnya karena ingin mengikuti daerah lain.
Baca Juga: Optimis Target Investasi Rp 586 M Tercapai di Tengah Tahun Politik
Caranya dengan menaikkan tarif retribusi masuk ke objek wisata seperti di Gunungkidul.
“Nah, Bantul mau mengikuti biar nanti terjadi keseimbangan antar destinasi wisata di DIY,” katanya.
Ia menyebut bahwa kenaikan tarif retribusi itu bisa meningkatkan PAD sektor wisata Kabupaten Bantul.
Mengingat tahun lalu seharusnya target PAD Rp 50 miliar. Namun karena kenaikan tarif retribusi batal mengalami revisi, target PAD hanya sebesar Rp 26,5 miliar.
Baca Juga: Menyongsong 2024, Ekonomi DIY Diproyeksikan Tumbuh di Kisaran 5,5 persen
“Kenaikan (Rp 49 miliar) sudah realistis. Jumlah itu dengan asumsi harga retribusi sudah dinaikkan karena rata-rata ketika masih dengan harga lama kemungkinan hanya mampu Rp 30 miliar-Rp 35 miliar,” ujarnya.
Politisi PKB ini menilai, sejauh ini Dinpar Bantul sudah memiliki sejumlah program untuk mencapai target PAD.
Salah satunya seperti pertunjukan di destinasi wisata dan peningkatan sarana prasarana untuk pelayanan wisatawan.
“Itu selalu diajukan di tiap tahunnya dan kami selalu menyetujui karena itu sebagai pendapatan untuk Bantul,” tandasnya. (Gregorius Bramantyo/RADAR JOGJA)