RADAR MAGELANG – Pemerintah Kalurahan Condongcatur, Depok, Sleman, meresmikan Pendopo Kromoredjan pada Rabu (3/1). Bangunan tersebut diproyeksikan sebagai salah satu pusat kegiatan budaya bagi desa tersebut.
Lurah Condongcatur Reno Candra Sangaji mengatakan, ada dua bangunan yang diresmikan. Yakni, Pendopo Kromoredjan dan ruang gamelan yang masih satu kompleks di kantor Kalurahan Condongcatur.
Baca Juga: LHP Pengelolaan Keuangan DIY Efektif Wujudkan Good Governance
Reno menjelaskan, pembangunan pendopo dan ruang gamelan itu menghabiskan anggaran sebesar Rp 2,256 miliar yang berasal dari penghasilan tetap (siltap) Kalurahan Condongcatur. Adapun nama Kromoredjan sendiri diambil dari nama lurah pertama Condongcatur.
“Pendopo ini sesuai dengan namanya bisa digunakan untuk segala aktivitas kebudayaan, seni, maupun UMKM. Semua dipersilahkan,” ujar Reno dalam sambutannya, Rabu (1/3).
Baca Juga: Dukuh di Condongcatur Paling Muda Baru Berusia 21 Tahun
Turut dihadiri Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Dia mengapresiasi langkah Kalurahan Condongcatur membangun pendopo tersebut.
Dia pun berharap, apa yang sudah dilakukan oleh Kalurahan Condongcatur bisa memberi motivasi kepada kalurahan lain di Kabupaten Sleman.
Lebih dari itu, Danang juga ingin kehadiran Pendopo Kromoredjan bisa meningkatkan pelestarian budaya di Condongcatur. Selain itu, dapat mendukung kehadiran desa budaya dan desa mandiri budaya yang sudah ada di Sleman.
“ Semoga pendopo ini bisa menjadi ruang untuk mengekspresikan seni budaya bagi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, yang ikut meresmikan, berharap kehadiran pendopo tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Di antaranya, untuk kegiatan rembug warga serta kegiatan latihan tari tradisional dan membatik.
Baca Juga: Dampak Hujan Deras Disertai Angin Kencang, BPBD Catat 13 Titik Pohon Tumbang di Kabupaten Sleman
Bahkan, Kraton Jogja pun siap membantu memberikan tenaga pengajar untuk berbagai kegiatan budaya di Kalurahan Condongcatur.
“Sehingga harapannya gamelan yang ada di sini bisa berfungsi, karena mimpi besar kita DIY adalah bisa menjadi kawasan warisan budaya dunia,” ungkap Mangkubumi. (inu/amd)