Neutron Yogyakarta

Masuk Awal Tahun 2024, Ini Tahap Pembangunan Proyek Tol Jogja-Solo yang Bakal Dilanjutkan

Masuk Awal Tahun 2024, Ini Tahap Pembangunan Proyek Tol Jogja-Solo yang Bakal Dilanjutkan
SEMANGAT: Pekerja PT Adhikarya saat melaksanakan pengerjaan proyek Tol Jogja-Solo. (IWAN NURWANTO/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Memasuki awal tahun 2024 ini pembangunan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 mulai kembali dilanjutkan. Beberapa hal pun akan menjadi fokus PT Adhikarya selaku pihak yang melaksanakan proyek strategis nasional tersebut.

Humas PT Adhi Karya Pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Agung Murhandjanto mengatakan, pihaknya memang tengah mengebut berbagai tahap pengerjaan.

Salah satunya penyambungan insfratruktur tol yang menyambungkan Kalurahan Tirtoadi dengan Kalurahan Tlogoadi di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Ini Dia, Prediksi UII tentang Masa Depan Bangsa di Tengah Turbulensi Tahun Politik

Agung mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya sudah membebaskan sebanyak 38 bidang tanah di Kalurahan Tirtoadi.

Pelaksana proyek pun melakukan pengerjaan infrastruktur tol. Seperti penyambungan badan jalan pada dua desa tersebut.

Baca Juga: Oposisi dari Partai Demokrat Korea Selatan Ini Alami Penusukan saat Hadiri Acara di Busan

“Lahan yang sudah bebas akan kami buka lalu dilakukan penimbunan dan pemadatan, ini yang akan kami masifkan,” ujar Agung, Rabu (3/1).

Sebagai informasi, total kebutuhan lahan pembangunan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 yang dikerjakan dari Kalurahan Tirtoadi hingga Kalurahan Trihanggo itu mencapai 39,8 hektare.

Baca Juga: Prediksi Copa Italia AS Roma v Cremonese: Head to Head Plus Susunan Pemain

Dari jumlah itu sekitar 70 persen sudah bebas dan tinggal menyisakan sekitar 12 hektare lahan yang belum bebas.

Agung menyatakan, dengan bertambahnya lahan yang sudah bebas tentu akan berdampak baik pada proses pembangunan. Lantaran pelaksana proyek dapat semakin leluasa untuk melanjutkan tahapan proyek yang perlu dikerjakan.

“Dengan semakin banyak tanah yang sudah bebas, insyaallah proyek bisa selesai lebih cepat,” ungkapnya.

Baca Juga: Dianggap Kumuh Warteg Bakal Dilarang Masuk IKN, Begini Penjelasannya…

Sementara itu, Manajer Pengendalian Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 PT Jasa Marga Jogja-Solo Aldyan Wiga menyampaikan, bahwa ada beberapa kendala dalam upaya pembebasan lahan. Di antaranya, karena masalah administrasi.

Seperti merupakan tanah warisan, salah menunjukkan sertifikat sehingga perlu diretur, dan pemilik meninggal dunia sehingga perlu diurus oleh ahli waris.

Baca Juga: Berencana Menikah Tahun Ini? Ini Dia Tren Pernikahan 2024 yang Bisa Diterapkan di Indonesia, Apa Saja….?

Selain itu, pihaknya juga menemui masalah berupa pemilik tanah yang asetnya diagungkan di bank.

“Untuk pembebasan lahan hanya ada kendala administrasi, kami hanya berharap pembebasan berharap bisa secepatnya agar target sesuai rencana,” terang Aldyan. (inu/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version