Neutron Yogyakarta

Perubahan Musim Ditandai Sejumlah Kejadian Kebencanaan, Warga Bantul Diimbau Waspada

Perubahan Musim Ditandai Sejumlah Kejadian Kebencanaan, Warga Bantul Diimbau Waspada
AWASI: Petugas mengamati pohon tumbang yang menimpa sebuah tempat usaha di Padukuhan Sonopakis Kidul, Kalurahan Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Kamis (4/1). (Dok. BPBD Bantul)

RADAR MAGELANG – Peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan ditandai oleh sejumlah bencana seperti angin kencang di sejumlah wilayah. Salah satunya di Kabupaten Bantul.

Pada Kamis (4/1), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat ada 27 titik lokasi yang terdampak bencana yang tersebar di lima kapanewon. Yakni, Kapanewon Banguntapan, Kapanewon Bambanglipuro, Kapanewon Kasihan, Kapanewon Piyungan, dan Kapanewon Pleret.

Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah mengatakan, hujan dengan intensitas lebat dan angin kencang di lima kapanewon wilayah Kabupaten Bantul mengakibatkan 29 kejadian pohon tumbang.

Baca Juga: Tergerus Air Hujan, Makam di Mlangi Sleman Longsor

Berdampak pada tertimpanya rumah, tempat usaha, kandang ternak, dan fasilitas pendidikan.

“Juga, tertutupnya akses jalan dan matinya jaringan listrik,” katanya saat dihubungi, Kamis (4/1).

Terkait dengan potensi ancaman bencana di musim peralihan saat ini, menurutnya yang harus diwaspadai adalah angin kencang. Terutama ketika di wilayah tempat tinggal terdapat pohon yang rindang atau besar. “Sebaiknya sebisa mungkin dilakukan pemangkasan sebelum angin kencang terjadi. Lalu dicek pohonnya, apakah ada yang keropos atau tidak,” ujarnya.

Baca Juga: Waspada ! Ini Dia 3 Penyebab Anak-anak Sering Diare

Selain itu, untuk lokasi yang rawan banjir, masyarakat diminta untuk mengecek talud. Terutama ketika ada kenaikan debit air sungai. Kemudian juga waspada di wilayah rawan longsor.

Apalagi, selama musim kemarau kemarin ada rekahan di beberapa titik.

“Sebisa mungkin itu ditutup. Karena kalau hujan datang dan kemasukan air bisa menyebabkan longsor,” ucap Aka.

Baca Juga: KPU Sleman Terima 141 Surat Suara Dalam Kondisi Rusak, dari Kertas Berlubang Sampai Robek

Ia menjelaskan, Kabupaten Bantul sendiri sudah menetapkan status siaga darurat bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang sejak 1 Desember 2023 lalu.

Kemudian sejumlah wilayah sudah siagadengan membentuk atau mengaktifkan 36 pos siaga banjir dan longsor (bansor) di wilayah Bantul. Termasuk satu posko utama di kantor BPBD Bantul.

“Sebenarnya diharapkan 75 kalurahan di Bantul memiliki kewaspadaan. Tapi memang fokus utama kewaspadaan ada di 36 kalurahan yang ada pos bansor,” sebutnya.

Baca Juga: Rutan Kelas II B Bantul dan UMY Jadi TPS Khusus, Akomodir Pemilih Pindahan

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap kondisi perubahan cuaca yang terjadi saat ini.

Antisipasi bisa dilakukan dengan berkaca dari bencana yang pernah terjadi sebelumnya maupun yang belum terjadi. Seperti bencana angin puting beliung atau angin kencang.

“Tempo hari terjadi beberapa insiden bencana di beberapa tempat. Ada tiang listrik roboh, pohon tumbang, genteng terbang karena angin puting beliung. Jadi semuanya harus waspada,” katanya.

Baca Juga: Hujan Deras, Kanopi di Stasiun Tugu Roboh dan Menimpa Lima Mobil

Menurutnya, di Kabupaten Bantul saat ini sedang memasuki pergantian musim. Ditandai dengan perubahan-perubahan yang tidak biasa. Maka dari itu, Halim meminta masyarakat untuk melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi membahayakan.

Masyarakat diminta untuk melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi membahayakan.

Baca Juga: KPU Sleman Terima 141 Surat Suara Dalam Kondisi Rusak, dari Kertas Berlubang Sampai Robek

“Masyarakat harus melihat lingkungannya, mana saja pohon yang berpotensi roboh, tumbang, patah atau rusak dan membahayakan manusia. Kita harus siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi,” tandas pejabat kelahiran Rembang ini. (tyo/amd)

Lainnya

Exit mobile version