Neutron Yogyakarta

Muhammadiyah Sosialisasikan Kalender Hijriah Global Tunggal, Berlaku Hingga 100 Tahun ke Depan

Muhammadiyah Sosialisasikan Kalender Hijriah Global Tunggal, Berlaku Hingga 100 Tahun ke Depan
ADA YANG BARU - Seminar Nasional Sosialisasi KHGT di Amphitarium Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada Jumat hingga Sabtu (5/01/2024). (GUNAWAN/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG — Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menggelar Seminar Nasional Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Manfaatnya, penetapan kalender tidak setiap tahun tapi bisa langsung ditetapkan hingga 100 ke depan.

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas mengatakan, sosialisasi penetapan kalender Islam perlu dilakukan karena Muhammadiyah akan melounching KHGT. Rencanannya KHGT mulai digunakan tahun ini atau 1446 H.

“Mulai muharom yang akan datang kita akan gunakan,” kata Hamim Ilyas usai acara Seminar Nasional Sosialisasi KHGT di Amphitarium Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada Jumat hingga Sabtu (5/01/2024).

Dikatakan, seminar ini diadakan khusus untuk para pegiat Majelis Tarjih dan Tajdid Wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan D.I. Jogjakarta. Bukan hanya sekadar pertemuan akademis, tetapi juga merupakan bagian dari jihad untuk menegakkan KHGT.

“Meskipun menghadapi kritik dan perdebatan internal, Muhammadiyah tetap istikamah dalam semangat pembaharuan (tajdid),” ujarnya.

Proses perubahan dari wujudul hilal ke KHGT, menurutnya, bukanlah sesuatu yang menggantikan hukum-hukum sebelumnya (nasikh-mansukh), tetapi lebih merupakan kebertahapan atau tadarruj. Hamim memberikan contoh dengan menyebut pengharaman khamr, yang bukanlah suatu bentuk penggantian hukum, tetapi lebih sebagai sebuah evolusi hukum dari waktu ke waktu.

“Penggunaan (KHGT) dimulai 1446 Hijriah dan kita sudah menghitung tanggal kalendernya selama 100 tahun lebih ke depan, itu sudah kita hitung,” ujarnya.

Sehingga kalau KHGT digunakan, manfaatnya sangat besar. Untuk menetapkan kalender atau isbad kalender tidak setiap tahun. Atau tiap ketika mau puasa, mau idul fitri, memasuki dzulhijah tetapi isbad itu bisa 100 tahun itu bisa ditetapkan.

“Kalender Islam ketika tahun ini ditetapkan dan kalendernya berlangsung 100 tahun yang akan datang dan kalender yang baik memang seperti itu,” jelasnya.

Kelender yang baik, kata dia, berlaku universal dan berlaku di seluruh dunia atau one day one date. Jika sebelnya kalender hijriah diragukan, setelah dilakukan pengakajian ternyata bisa satu hari satu tanggal.

“Kalender tang baik juga berlaku lama dan pasti,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar mengucapkan terima kasih kepada UAD atas kolaborasinya dalam menyelenggarakan acara. Dia juga menyoroti sejarah ide penyatuan kalender hijriah global, yang bermula pada tahun 1939 dan mencapai titik penting pada tahun 2008 dengan konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Hasilnya diadopsi oleh Muhammadiyah setelah Muktamar Kalender Hijriah di Turki.

“Pimpinan dan warga Muhammadiyah perlu memahami persoalan KHGT ini,” kata Syamsul.

Meskipun tidak perlu menghitung secara detail karena sudah ada ahlinya, pemahaman dasar dan kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dianggap penting.

“Saya juga tidak pandai menghitung, tapi karena hampir tiap tahun ditanya orang, bahkan sampai mimpi pun mimpi ilmu falak, maka perlu belajar untuk memahami,” ucapnya. (gun/iwa) 

Lainnya