RADAR MAGELANG – Status darurat kekeringan di Kabupaten Bantul akan diperpanjang hingga 31 Januari 2024 mendatang.
Hal ini disebabkan kekeringan masih terus terjadi dan air bersih masih terus disalurkan ke sejumlah wilayah.
Meskipun, hujan telah turun di Kabupaten Bantul sejak akhir Desember 2023 dan awal Januari 2024.
Baca Juga: Pemda Diminta Awasi Kos-kosan yang Sewakan Kamar Harian
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Antoni Hutagaol mengatakan, perpanjangan status siaga darurat kekeringan ini adalah yang ketiga kalinya.
Di mana sebelumnya, status tersebut berakhir pada 31 Desember 2023.
“Kalau sebelumnya kami memang sudah perpanjang status siaga kekeringan tapi hanya sampai akhir Desember 2023. Sementara kondisi kekeringan dan permintaan air bersih masih terjadi,” katanya saat dihubungi Radar Jogja, Jumat (5/1).
Baca Juga: Shin Tae-yong Serius Tatap Pertandingan Kedua Kontra Libya, Siap Keluarkan Jurus Andalan
Status perpanjangan ini sudah diajukan BPBD Bantul ke bupati. Surat Keputusan (SK) perpanjangan pun sudah berada di tangan bupati. Namun belum ditandatangani.
“Kami masih menunggu, semoga bisa segera ditandatangani,” ujar Antoni.
Berdasarkan catatan BPBD Bantul, permintaan dropping air bersih terus diajukan oleh 26 kalurahan dari 11 kapanewon yang tersebar di Kabupaten Bantul.
Terhitung sejak 1 Juli hingga 31 Desember 2023 lalu. Jumlah air bersih yang didistribusikan menyentuh angka 11,935 juta liter.
“Totalnya 11.769 keluarga atau 46.552 jiwa,” ucap Antoni.
Permintaan dropping air tertinggi dari Kalurahan Terong, Kapanewon Dlingo sejumlah 2,145 juta liter air.
Baca Juga: Longsor Samigaluh Kerahkan Alat Berat, Targetkan Bisa Buka Akses Jalan
Kemudian, permintaan air tertinggi kedua adalah Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan dengan jumlah 1,810 juta liter air bersih.
Anggaran yang dihabiskan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih pada 2023 lalu sejumlah Rp 22,6 juta.
Anggaran dari APBD Bantul itu sempat habis per 16 Desember 2023. Di mana dari jumlah anggaran tersebut mampu untuk mendistribusikan 150 tangki air bersih.
“Untungnya saat (anggaran) habis masih banyak persediaan tangki bantuan air bersih dari CSR,” beber Antoni.
Sementara untuk tahun 2024 ini, BPBD Bantul mengajukan anggaran Rp 21,3 juta untuk dropping air bersih.
Di mana, biasanya pengajuan anggaran itu dilakukan pada pertengahan tahun saat musim kemarau.
Baca Juga: Sisir Sejumlah Bengkel, Polres Magelang Sosialisasikan Larangan Penggunaan Knalpot Brong
Namun karena dampak El Nino pada tahun lalu yang masih merembet hingga Januari 2024, maka pengajuan anggarannya dilakukan pada awal tahun ini.
“Ini juga baru pertama kali status darurat kekeringan sampai awal tahun. Sebelumnya belum pernah terjadi,” ungkap Antoni.
Ia menjelaskan, terjadi kondisi yang berbeda pada tahun 2023 lalu. Di mana, terjadi kondisi kemarau yang ekstrem dan berlangsung lebih lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Meskpun, beberapa waktu lalu turun hujan, namun kondisi tersebut belum bisa menutupi kebutuhan permintaan air bersih oleh sejumlah masyarakat.
”Beberapa hari terakhir setelah panas terik, tiba-tiba turun hujan deras. Sampai sekarang juga sama. Hujan yang ada belum mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengaku pihaknya masih mengkaji kondisi bencana kekeringan.
Baca Juga: Sisir Sejumlah Bengkel, Polres Magelang Sosialisasikan Larangan Penggunaan Knalpot Brong
Kemudian memutuskan untuk ditetapkan atau tidak terkait status siaga bencana kekeringan. Sebab, menurutnya, musim saat ini tidak dapat diprediksi.
“Mestinya Desember kemarin itu hujan, tetapi ternyata hujan turun tidak setiap hari,” katanya.
Baca Juga: Penerimaan Prajurit Karir TNI AD Akan Dibuka 1 Februari 2024 !!! Simak Alurnya
Ia menyebut, pihaknya akan melakukan pantauan, terutama ke titik-titik yang terdampak kekeringan dengan kondisi cuaca yang berlangsung dalam beberapa waktu ini. Surat Keputusan sendiri masih akan dipelajari lebih lanjut oleh pihaknya.
“Masihkah ada daerah-daerah yang setelah diguyur hujan ini mengalami kekeringan. Kalau masih sedikit, bisa diatasi dengan dropping air, tidak perlu ada keputusan siaga darurat kekeringan. Tapi kalau meluas ya perlu,” tandas pejabat kelahiran Rembang ini. (tyo)