RADAR MAGELANG – Dampak hujan deras disertai angin kencang sangat berdampak di wilayah Sleman barat. Khususnya, di Kapanewon Minggir. Bahkan, tercatat ada 148 titik dampak angin kencang dan 80 diantaranya merupakan rumah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan, dampak cuaca ekstrim berupa angin puting beliung memang sangat dirasakan di Kabupaten Sleman selama dua hari terakhir.
Diawali pada hari Rabu (3/1) dengan wilayah terdampak Sleman timur. Kemudian untuk kemarin (4/1) wilayah Sleman barat yang mendapatkan dampak cuaca ekstrem.
Makwan menyebut, Kapanewon Minggir menjadi salah satu wilayah yang cukup parah. Sebab ada 148 titik dampak yang tersebar di lima kalurahan. Berupa pohon tumbang hingga rumah rusak.
Bahkan karena itu, pihaknya pun mendirikan posko di kantor kapanewon Minggir dengan mensiagakan ratusan personil. Agar harapannya penanganan di wilayah tersebut bisa segera selesai.
“Untuk penanganan di posko ada relawan sebanyak 150 personil, kami juga buka dapur umum,” ujar Makwan saat ditemui, Jumat (5/1).
Lebih lanjut, selain mencatat dampak kerusakan. Makwan menyebut, juga ada dua korban jiwa akibat kejadian angin kencang. Satu korban jiwa berada di kalurahan Sendangmulyo, Minggir dengan luka pada bagian kepala akibat tertimpa genting rumah.
Serta, ada satu orang lagi di Kapanewon Seyegan yang mengalami luka patah tangan dan kaki akibat tertimpa pohon tumbang saat mengendarai motor.
Adapun korban itu kini tengah mendapatkan perawatan di RSUD Sleman.
“Sejak tanggal 3 dan 4 hampir semua kapanewon terdampak bencana angin kencang, jumlah titiknya sangat banyak sekali,” terang Makwan.
Baca Juga: Kecelakaan KA Turangga dan Commuter Line: Jalur KA Tersendat, KAI Upayakan Penanganan Cepat
Sementara itu, Komandan Posko Kapanewon Minggir Aloysius Feri Hermanto menyampaikan, total ada 80 rumah rusak di Kapanewon Minggir.
Kerusakannya mulai dari berat hingga sedang. Namun rata-rata berupa atap rusak, genting rontok, dan kayu penyangga genting jebol.
Ia pun menyebut, bahwa sebagian warga juga ada yang terpaksa harus mengungsi. Lantaran tempat tinggalnya sudah tidak layak huni akibat dampak dari cuaca ekstrem.
“Mengungsinya kebanyakan di tempat tetangga, data sementara ada ada lima orang yang mengungsi,” ungkap Feri. (inu/amd)