Neutron Yogyakarta

Waspada Bahaya Bencana Hidrometeorologi, Per 4 Januari 2024 Ada 19 Pohon Tumbang dan Atap Roboh di Kota Jogja

Waspada Bahaya Bencana Hidrometeorologi, Per 4 Januari 2024 Ada 19 Pohon Tumbang dan Atap Roboh di Kota Jogja
Suasana Jumpa Pers Di Gedung Balai Kota Jogjakarta, Jumat (05/01/2024). (foto: Agung Dwi Prakoso / Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Bahaya bencana Hidrometerologi menjadi trend pada bulan Januari hingga Maret di Kota Jogjakarta. Per 4 Januari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menerima laporan 19 kejadian pohon tumbang dan atap roboh.

“Terkahir data menyebutkan pada 4 Januari kemarin terdapat 19 kejadian berupa pohon tumbang dan atap roboh di seluruh wilayah kota Jogjakarta,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan Logistik BPBD Kita Jogjakarta, Budi Purwono Kepada Radar Jogja, Jumat (05/01/2024).

Terkait potensi adanya bencana hidrometerologi  di Kota Jogjakarta, cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang melanda Kota Jogjakarta. Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi masyarakat untuk siap siaga menghadapinya.

“Sebagian besar aset yang di kota di pinggir jalan dan tempat publik menjadi kewenangan DLH jadi banyak kolaborasi banyak dilakukan untuk mengantisipasi tersebut,” tuturnya.

Dari prospek cuaca tiga harian BMKG, dinamika atmosfer hidrometeorologi seperti ini akan bisa berpotensi banjir dan tanah longsor di beberapa tempat. Potensi tersebut rata-rata terjadi di sepanjang bantaran sungai.

“Bencana hidrometerologi trendnya terjadi di sekitar bulan Januari, februari dan Maret. Biasanya terjadi ketika siang dari pukul 12.00- 18.00 WIB yang berupa hujan lebat dan angin kencang,” tandasnya.

Budi menilai bencana banjir tersebut tidak akan ekstrem, tapi banjir yang terjadi mungkin karena adanya efek tampungan selokan yang mungkin kurang maksimal. Hal tersebut akan dibenahi secara bertahap.

“Di wilayah Kota Jogja kan banyak pemukiman yang berada di bantaran sungai, maka itu perlu diwaspadai,” bebernya.

Kaitan dengan penanganan, di setiap kampung sekarang sudah dibentuk tim Kampung Tangguh Bencana (KTB). Masyarakat diminta untuk bisa berkolaborasi dengan relawan KTB untuk mengkondisikan pohon ataupun rumah yang perlu diamankan.

“Tahun ini KTB di Kota Jogja sudah terbentuk sebanyak 154 kampung dari 169 kampung. Insyallah tahun 2024 akan membentuk kurangnya,” ujarnya.

Pemerintah juga telah memfasilitasi Peralatan untuk KTB diantaranya motor roda tiga, gergaji mesin, perlengkapan rescue, pompa air dan genset untuk penerangan darurat. Semuanya telah dipersiapkan untuk KTB disetiap kampung.

“Kalau memang masyarakat memerlukan bantuan logistik kami akan mneyediakan. kami juga menyediakan program rehabilitasi rumah yang terdampak bencana,” tandasnya.

BPBD Kota Jogja telah menganggarkan anggaran sekitar Rp 3-4 Milyar untuk kegiatan kediap siagaan KTB, penanganan kedaruratan sampai dengan pasca bencana dan rehabilitasi rumah yang terdampak bencana.

Sementara itu, Penjabat Walikota Jogjakarta, Singgih Raharjo menambahkan berkaitan dengan antisipasi dan penanganan bencana Hidrometerologi telah dikoordinasikan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ia menyampaikan pada tanggal 4 Januari, terdapat beberapa pohon tumbang dan kanopi yang ambruk di stasiun Tugu. Pohon yang tumbang sampai menimpa andong didekat Plengkung wijilan.

“Kemarin sore kami menengok kesana dan ada patah tulang dan sedang dilakukan perawatan. Kami akan terus pantau penanganan di rumah sakit tersebut. Selain itu kami juga berpesan kepada dokter yang kemarin saya temui untuk dilakukan secara maksimal. Semoga sehat kembali karena semangat beliau luar biasa,” tandasnya. (cr5/iwa) 

Lainnya