Neutron Yogyakarta

Produksi Budidaya Ikan Air Tawar di Bantul Ditarget 12 Ribu Ton pada 2024

Produksi Budidaya Ikan Air Tawar di Bantul Ditarget 12 Ribu Ton pada 2024
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul Istriyani.Gregorius Bramantyo/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul menargetkan terjadi pertumbuhan pembudidaya ikan pada 2024. Pertumbuhan itu diharapkan berdampak pada peningkatan produksi budidaya ikan air tawar.

DKP Kabupaten Bantul menetapkan target produksi budidaya perikanan air tawar tahun 2024 mencapai 12.878 ton. Sementara perikanan tangkap mencapai 833 ton.

Dari jumlah tersebut, ditargetkan komoditas ikan lele akan mendominasi sekitar 60 persen. Sementara sisanya adalah komoditas ikan lainnya seperti nila, gurame dan bawal.

Baca Juga: Google Mulai Uji Coba Memblokir Cookie Pelacakan Data di Chrome: Data Pribadi Lebih Aman

“Target produksi ikan untuk lima tahun berjalan sudah kita tuangkan dalam Renstra (Rencana Strategis), target sejak 2021 sampai 2026 sudah ada,” kata Kepala DKP Kabupaten Bantul Istriyani saat dihubungi, Minggu (7/1).

Ia mengatakan, target tersebut lebih tinggi dari pada tahun 2023 lalu. Perikanan budidaya sendiri ditarget dengan pertumbuhan produksi 1,91 persen.

Target tersebut menurutnya disesuaikan dengan peningkatan pertumbuhan produksi ikan budidaya tahun 2023 di Bantul.

Baca Juga: Pengamanan Logistik Pemilu di DIY Ketat, Sempat Terjadi Miskom dengan Media

Guna mendorong pertumbuhan produksi tersebut, dilakukan dengan penambahan pelaku baru pembudidaya ikan. Sehingga berdampak pada kenaikan produksi perikanan.

Saat ini upaya menambah pembudidaya ikan air tawar terus dilakukan DKP Bantul dengan dukungan dari DPRD DIY dan DPRD Kabupaten Bantul.

Selain itu, dilakukan pula intensifikasi jumlah tebar per satuan luas kolam untuk budidaya ikan air tawar.

“Pelaku pembudidaya ikan yang sudah ada mungkin menggunakan tebar benih rendah. Kami arahkan untuk menebar benih yang lebih padat atau lebih banyak jumlahnya per satuan luas kolam,” jelas Istriyani.

Ia menjelaskan, saat ini selama ini satu meter kubik air diisi dengan 200 ekor lele. Dengan intensifikasi hingga sekitar 700 sampai 800 ekor lele. Dengan begitu, luas kolam budidaya ikan air tawar akan tetap.

Baca Juga: Akses Jalan di Samigaluh yang Terkena Longsor Sudah Bisa Dilalui

“Namun jumlah produksi budidaya ikan air tawar akan meningkat,” imbuhnya.

Sementara pada tahun 2023, jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) ada lebih dari delapan ribu. Istriyani menyebut, pada tahun 2024 ditargetkan naik sekitar 10 persen.

Menurutnya, fenomena yang ada saat ini pada budidaya ikan air tawar padat tebar sebagian dilakukan oleh RTP usia muda atau di bawah 40 tahun. Saat ini RTP usia muda memanfaatkan padat tebar ada sekitar 20 persen.

Baca Juga: Patch 1.8.44 Mobile Legends Melahirkan Kejutan! Apa Kabar Hero Favoritmu? Buff atau Nerf Terlalu Ekstrem?

“Padat tebar secara teknologi baru dan secara jejaring juga baru. Orang yang berani masuk ke situ (padat tebar) harus banyak memperhitungkan karena high risk dan modal tinggi. Harusnya kita mendorong ke sana,” katanya.

Istriyani mengatakan, masih minimnya persentase RTP yang memanfaatkan perikanan padat tebar menjadi tantangan bagi pihaknya untuk mendorong RTP ke arah sana.

Dengan begitu perikanan akan lebih produktif, efisien, efektif dalam memanfaatkan lahan dengan penambahan tebar ikan budidaya.

Baca Juga: Tangisan Haru Baldur’s Gate 3: NPC Spesial untuk Penggemar Alzheimer Raih Gelar Game of the Year 2023!

Menurutnya, hal tersebut juga terkait dengan keterbatasan lahan. Apabila satuan lahan tidak produktif, maka peningkatan produksi tidak berjalan dengan cepat.

“Itu salah satu target kami bagaimana tebar tinggi menjadi sebuah upaya yang harus dilakukan dalam rangka mengatasi keterbatasan lahan,” tegasnya. (tyo)

Lainnya