Neutron Yogyakarta

Kadin Targetkan Seribu UMKM Bergabung sebagai Anggota

Kadin Targetkan Seribu UMKM Bergabung sebagai Anggota
BERAGAM: Kerajinan patung dan topeng batik ditata setelah selesai proses finishing di Sanggar Peni, Krebet. Tahun ini, Kadin DIJ menargetkan 1.000 UMKM bisa masuk sebagai anggota. (Elang Kharisma Dewangga/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Sebagai salah satu upaya memperkuat peningkatan pertumbuhan ekonomi DIJ, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIJ menargetkan 1.000 UMKM masuk sebagai anggota tahun ini. Sinergi program antardaerah maupun provinsi bakal dilakukan untuk mengejar target tersebut.

Ketua Kadin DIJ GKR Mangkubumi mengatakan, pihaknya akan berdampingan dengan Pempov DIJ untuk memberikan pelatihan dan program magang bagi UMKM. Demikian pula, Kadin tidak hanya sebatas mewadahi perusahaan besar saja.

“Namun UMKM juga akan diwadahi asalkan yang sudah berbadan hukum seperti CV. Maka mereka dapat menjadi anggota KADIN,” ujarnya.

Selain itu, nantinya juga akan digelar pertemuan bersamaan dengan Rapimda Kadin 2024 bersama dengan provinsi serta kabupaten/kota untuk menelaah potensi pertumbuhan ekonomi. Seperti dicontohkan pada jumlah investor yang masuk.

“Saya selalu menyampaikan bahwa investor datang itu boleh, yang penting sesuai dengan tata kelola,” ucapnya.

“Pilihlah investor yang memang membangun ekonomi di dalam wilayahnya, jadi bisa membantu pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Kemudian tidak merusak lingkungan juga,” sambungnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIJ Srie Nurkyatsiwi mengatakan, sinergi dan kolaborasi adalah kunci dari kerja sama Kadin dengan Pemprov DIJ. Pihaknya akan mendukung untuk memberikan pendampingan, pembinaan, pemberdayaan terhadap koperasi dan UMKM untuk bisa naik kelas di bawah naungan Kadin DIJ.

Sinergi dan sikap kooperatif para pelaku usaha ini menjadi satu untuk saling mengambil peran sesuai dengan petugas masing-masing.

“Mereka perlu suplai dari para pelaku UMKM, maka kita akan menginventarisir kebutuhan dari pasar,” jelasnya.

Siwi menuturkan, aspek SDM dan kemampuan UMKM perlu dilihat. Juga perlu adanya telaah terhadap produktivitasnya. Hal ini dilakukan agar ketika mereka sudah mulai membangun jejaring, produktivitasnya juga harus sudah siap. Kemudian untuk UMKM yang masih informal, juga akan didorong untuk bisa memiliki legalitas formalitas.

“Tata kelola, manajemen keuangan, dan pembiayaan kita pastikan aman terlebih dahulu. Pembiayaan kan tidak harus dari APBD tapi bisa dari investasi swasta,” ungkapnya.

Kemudian KADIN, lanjutnya, juga bisa membantu menyediakan pasar dan memberikan peluang jejaring yang lebih luas. “Itu yang penting untuk UMKM,” tegasnya. (wia/eno)

Lainnya

Exit mobile version