MAGELANG, Koran Magelang – Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang, HIR Jatmiko menyoroti kondisi pembangunan proyek tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bojong, Jurangombo Selatan, Magelang Selatan. Legislator Partai Hanura tersebut menyayangkan proyek yang menelan anggaran Rp13 miliar hingga tahun 2019 itu saat ini kondisinya tak terurus.
“Akses jalan sepanjang 500 meter yang menelan APBD sampai Rp13 miliar sekarang justru ditumbuhi semak belukar. Bahkan, di beberapa titik terjadi longsor,” kata Jatmiko saat berkunjung ke lokasi TPST Bojong, Senin (13/6).
Ia tidak menyalahkan sepenuhnya kepada Pemkot Magelang, soal proyek TPST Bojong yang mandek hampir dua tahun lamanya. Terlebih pada tahun 2020 hampir semua daerah, termasuk Kota Magelang terkena dampak refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19.
”Memang sedianya akses dibangun tuntas pada tahun 2020, sedangkan 2021 sudah mulai penataan lokasi, dan 2022 sudah bisa difungsikan,” jelasnya.
Meski begitu, Jatmiko menilai, seharusnya dampak refocusing tidak membuat proyek bernilai besar itu, dibiarkan mangkrak begitu saja. Sedangkan kondisi bangunan jembatan dan akses jalan menuju lokasi TPST juga banyak ditemukan kerusakan. ”Mestinya biaya perawatan itu tetap ada. Jangan dibiarkan mangkrak seperti sekarang,” ucapnya.
Jatmiko mengaku prihatin kondisi TPST yang mangkrak ini, bersamaan momentumnya dengan tempat pengelolaan sampah akhir (TPSA) Kota Magelang di Banyuurip yang sudah overload. Bahkan, saat ini tinggal menyisakan satu sel aktif saja.
”Jika produksi sampah tidak turun, otomatis TPSA Banyuurip hanya bisa difungsikan selama beberapa bulan ke depan. Padahal kalau menunggu progres TPST Bojong masih tahun 2024. Sedangkan TPST Bandongan yang dibangun Provinsi Jawa Tengah masih menunggu sampai 2025 nanti. Lalu, bagaimana sampah di tahun 2022 dan 2023, mau dibuang kemana,” ungkapnya.
Jatmiko menyarankan agar anggota DPRD memberikan perhatian soal masalah lingkungan dan sampah di Kota Magelang. Jika perlu, dewan bisa membentuk panitia khusus (Pansus).
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kota Magelang, Muhamad Syafrudin Kurniawan menjelaskan, memang sesuai rencana awal, seharusnya tahun 2022, TPST Bojong sudah bisa difungsikan. Namun, perencanaan itu gagal karena pada tahun 2020 lalu terjadi refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19.
”Dampak dari refocusing, praktis anggaran untuk TPST Bojong ini terhenti. Tapi tahun 2022 ini, sudah ada alokasi Rp6 miliar untuk pengerasan akses jalan sepanjang sekitar 500 meter. Sekarang sudah dilelang, mudah-mudahan awal Juli sudah ada kontrak,” kata Kurniawan.
Mulai tahun 2022, proyek yang sempat terhenti itu akan dilanjutkan. Kontruksi jalan sendiri menggunakan beton, bukan aspal. ”Karena kendaraan yang melintas pasti akan banyak truk pengangkut sampah, alat berat, ditambah kontur tanah yang lunak dan medan terjal,” paparnya.
Kurniawan menyebut, proses pembangunan TPST Bojong diperkirakan akan tuntas pada 2023 dan bisa difungsikan awal tahun 2024 mendatang. Pada tahun 2023 mulai dibangun di lokasi TPST jika usulan tersebut disetujui. (jpg/bah/ong)