Magelang, Koran Magelang – Wacana penetapan tarif naik ke struktur Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu untuk wisatawan domestik dibatalkan. Tapi pembatasan pengunjung yang niak ke candi tetap berlaku. Kendati demikian, saat ini candi masih ditutup dan pengelola tengah menyusun prosedur operasi standar (SOP).
Marketing & Sales Vice President PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Pujo Suwarno menuturkan, sejak pandemi hingga saat ini, Candi Borobudur masih ditutup untuk masyarakat umum. Selama ini, para pengunjung hanya bisa menikmati kemegahan candi di halaman zona 1.
Dia menambahkan, saat ini TWC Borobudur bersama Balai Konservasi Borobudur (BKB) tengah mempersiapkan SOP. Terutama terkait aturan-aturan yang bakal diberlakukan untuk pengunjung yang hendak naik ke struktur candi.Pasalnya, masih ada beberapa hal yang perlu disiapkan dan dirumuskan. Seperti halnya dengan pembatalan rencana pemberlakuan tiket khusus naik ke candi. “Sekarang sedang menunggu proses SOP-nya dari BKB. Nanti kalau sudah siap, akan kami sampaikan ke masyarakat,” ujarnya, Kamis (16/6).
Apapun hasilnya, Pujo mengaku siap menjalankan SOP yang telah ditetapkan. Pemerintah pusatlah yang akan mengambil keputusan terkait hal itu. “Kami siap menjalankan, keputusan kan dari pemerintah. Kita harus ikuti jika (tarifnya) dibatalkan,” katanya.
Hingga kini pun, masyarakat masih termakan asumsi soal kenaikan tiket masuk. Pujo menegaskan, tiket masuk ke Candi Borobudur untuk wisatawan domestik sebesar Rp 50 ribu dan pelajar Rp 25 ribu. Sedangkan untuk turis mancanegara dewasa sebesar 25 dollar Amerika dan anak-anak 15 dollar Amerika. Jam operasional pun masih tetap sama. Mulai 07.00-16.30.
TWC Borobudur pun menyiapkan reservasi tiket yang bisa diakses secara online. “Sudah dijelaskan bahwa harga tidak berubah. Tiket masuk sekarang (umum) Rp 50 ribu dan pelajar Rp 25 ribu,” imbuhnya.
Kepala BKB Wiwit Kasiyati mengatakan, struktur Candi Borobudur sudah siap dikunjungi wisatawan karena sudah menjadi destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). Tentunya dengan pembatasan yang sebelumnya telah ditetapkan sebanyak 1.259 orang atau 1.200 pengunjung setiap harinya.
Begitu pula ketika naik ke struktur candi, para pengunjung diwajibkan memakai sandal upanat. Bahan sandal yang terbuat dari pandan dan spons akan meminimalisir adanya gesekan-gesekan di bebatuan candi.Selain itu juga bakal ada pemandu wisata yang bersertifikat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). “Kemudian, kompetensi khusus tentang substansi dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Kebudayaan, serta lisensinya dari Dinas Pariwisata,” tuturnya.
Pembatalan tiket khusus ini menuai respons positif dari pengunjung. Seorsng pengunjung asal Boyolali, Lathifah Mundiasih, 27 mengaku senang saat mengetahui pembatalan tiket tersebut. Keputusan itu dinilai tepat dan mampu mengembalikan citra Candi Borobudur yang sebelumnya digegerkan oleh wacana tarif khusus tersebut. “Senang, akhirnya batal. Kami bisa ke sini lagi tanpa mikir harus bayar Rp 750 ribu,” katanya. (aya/pra/ong)