Neutron Yogyakarta

Bupati Azis Klaim Tak Ada Lagi Desa Tertinggal

Bupati Azis Klaim Tak Ada Lagi Desa Tertinggal

KEBUMEN – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyebut sudah tidak ada lagi status desa tertinggal di Kebumen. Desa-desa yang ada di Kebumen dinilai sudah banyak yang dinyatakan desa mandiri.

Dengan terlepas dari status desa tertinggal menandakan pola kepemimpinan kepala desa memiliki inovasi dan kreativitas dalam menjalankan program kerakyatan. Hal tersebut diungkapkan saat rapat dinas bersama seluruh kepala desa, lurah dan camat di Pendopo Kabumian, pada Senin (20/6). “Tidak ada lagi desa tertinggal di Kebumen. Ini menunjukan pemerintah desa sudah berjalan on the track, banyak inovasi, dan bisa diliat desa mandiri sekarang jauh lebih banyak,” ucapnya.

Menurutnya, Kebumen bisa terlepas dari desa tertinggal seiring upaya pemerintah melakukan pengentasan kemiskinan ekstrem. Salah satu pencapaian adalah pengentasan kemiskinan peringkat satu Jawa Tengah dan peringkat dua nasional. “Memang belum dinyatakan zero. Ini menjadi tugas kita bersama sehingga targetkan 2024 sudah tidak ada lagi kemiskinan ekstrem di Kebumen,” jelasnya.

Bupati menambahkan, kegiatan rapat bersama kades, lurah dan camat akan terus ditingkatkan. Hal ini penting dilakukan untuk membangun sinergi antara program pemerintah daerah dengan pemerintah desa. Dengan begitu pembangunan di berbagai sektor bisa berjalan lancar dan terarah. “Pembangunan yang kita lakukan itu bottom up dari bawah ke atas, sehingga butuh masukan dan saran dari bawah,” ujarnya.

Arif menyebutkan, upaya lain yang dilakukan dengan menggelar lomba inovasi desa. Langkah ini sebagai pemantik semangat desa untuk berinovasi mengembangkan potensi yang dimiliki. Bahkan tak tanggung, dalam lomba tersebut pemkab sendiri telah menyiapkan hadiah berupa 10 unit mobil sebagai bentuk apresiasi. “Lomba inovasi desa akan ditutup 30 Juni Ini. Pengumuman pemenang Agustus mendatang dengan hadiah 10 mobil,” jelasnya.

Dalam lomba ini pemerintah desa bisa mengisi langsung kegiatan dan inovasi apa saja yang dilakukan melalui website resmi yang telah disediakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades). “Dipersilakan mengisi inovasi apa saja yang sudah dilakukan. Nanti akan kita verifikasi dan kita cek langsung di lapangan implementasinya seperti apa,” tuturnya. (fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version