Neutron Yogyakarta

Bukan Covid-19, Dokter Hewan Pakai APD

Bukan Covid-19, Dokter Hewan Pakai APD
DIPERIKSA: Petugas gabungan dari Puskeswan Sleman dan Fakultas Kedokteran Hewan UGM memeriksa kondisi kesehatan hewan ternak sapi, di kandang sapi terpadu, Krebet, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (22/6).(GUNTUR AGA TRITANA/RADAR JOGJA)

JOGJA, Koran Magelang – Bukan untuk mendeteksi pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Tapi Tim Satgas Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dokter hewan di pusat kesehatan hewan (Puskeswan) wilayah Ngemplak wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Seperti saat memeriksa pasien Covid-19.

Sebelum petugas masuk juga wajib melakukan desinfeksi. Hal itu untuk mencegah persebaran virus PMK. Termasuk untuk menangani merebaknya kasus PMK di kandang ternak kelompok ternak Mulyo Lestari, Padukuhan Krebet, Bimomartani, Ngemplak, Sleman. Dengan melakukan pemeriksaan lanjutan. Ternak yang terinfeksi virus PMK diberikan terapi pengobatan baik melalui injeksi, antibiotik , disenfeksi maupun pemberian vitamin atau nutrisi tambahan.”Terapi, ada yang sudah dua kali bahkan tiga. Ada pula terapi perlakuan baru (ternak terjangkit PMK, Red),” ungkap dokter hewan FKH UGM Dwi Sunu Datrianto di lokasi, Rabu (22/6).

Pihaknya memantau langsung perkembangan kesehatan ternak dari terapi sebelumnya. Menurutnya beberapa sapi mulai membaik. Tetapi ada pula yang menunjukkan gejala baru, padahal empat hari lalu masih sehat. Hal itu dilakukan, karena penularannya cepat, satu kandang ada tiga ekor, dua ekor terjangkit dan satu ekor tidak, tetap dilakukan terapi untuk meningkatkan imunitas ternak. “Sehingga lebih kebal terhadap virus,” sambungnya.

Terapi pengobatan ini disesuaikan dengan kondisi ternak. Kalau kondisi ternak masih pincang, mulut mengalami peradangan maka diberikan anti radang maupun antibiotik. Kalau sapi perkembangan kesehatannya bagus makah hanya diberikan vitamin.

Peternak diminta desinfeksi di area kuku, rutin tiap hari. Area kuku disemprotkan cairan yang mengandung asam, misalnya menggunakan caian sitrum. “Hal ini untuk mengurangi rasa kesakitan pada ternak” jelasnya.
Adapan upaya mandiri, dengan melakukan lockdown lokal membatasi transportasi ternak maupun pengunjung kandang.

Sedang Dokter Hewan Puskeswan Ngemplak Yeni Kurniawati menambahkan, untuk menekan persebaran, kelompok ternak diimbau tidak menjual belikan ternaknya selama masih terinfeksius PMK, pada hari raya kurban nanti. Bagi masyatakat yang hendak menjual ternaknya, sebaiknya dilakukan secara online. Atau jikalau hendak melihat langsung ternak, dipastikan pengunjung steril tidak dari berpergian ke pasar hewan, penjagalan hewan maupun kandang ternak lain dan jamnya diimbau, pagi hari. “Kalau data minggu kemarin, ternak yang sudah terjangkit PMK di wilayah Ngemplak ada 144 ekor, dari populasi ternak sekitar seribu ekor,” sebutnya. (mel/pra/sat) 

Lainnya