Neutron Yogyakarta

Ngemplak Intensifkan Sosialisasi Lockdown Ternak

Ngemplak Intensifkan Sosialisasi Lockdown Ternak
GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

JOGJA, Koran Magelang – Kapanewon Ngemplak, Sleman, berupaya semaksimal mungkin melakukan sosialisasi kepada kelompok ternak agar melakukan lockdown ternak lokal. Hal ini untuk membatasi pergerakan ternak agar jumlah ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) tak semakin meluas. Sebagaimana yang terjadi di Kelompok Ternak Mulyo Lestari, Padukuhan Krebet, Bimomartani, Ngemplak, 57 ekor sapi terjangkit PMK.

Panewu Anom (Sekretaris Kapanewon) Ngemplak Tri Widodo Purnomo mengatakan, sosialisasi lockdown ternak lokal akan lebih ditingkatkan di setiap kelompok ternak yang tersebar di Ngemplak. Selain itu, kebersihan ternak dan lingkungan di setiap kelompok ternak harus dimaksimalkan.

Pemberian nutrisi dan pemantauan rutin akan dilakukan menggandeng Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ngemplak. Kendati begitu, pemberian vitamin secara mandiri oleh peternak juga harus digiatkan. “Kapanewon Ngemplak berusaha semaksimal mungkin, lebih ditekankan lockdown. Maraknya ternak terserang PMK, sosialisasi (lockdown, Red) kurang mengena,” ungkapnya (22/6).

Untuk penyediaan obat-obatan, Kapanewon Ngemplak sudah mengajukan kepada Pemkab Sleman melalui Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman. Obat-obatan ITU sudah turun sebagai upaya penanganan awal Untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.

“Kemarin kami juga ajukan ke perusahan obat, ada tanggapan dan sudah turun dua kali,” sebutnya. Dia memastikan perihal obat-obatan ternak ini dijamin aman. “Sejauh ini mencukupi,” lanjutnya.

Perihal penjualan ternak, instansinya juga sudah menyosialisasikan kepada masyarakat, baik pemilik ternak perorangan maupun kelompok ternak. Ternak yang terjangkit PMK atau mengalami gejala itu agar tidak dikeluarkan atau dijualbelikan terlebih dahulu, sebelum ternak dipastikan benar-benar sembuh. Meski upaya penjualan ternak terhenti mendekati Hari Raya Kurban. “Pemilik ternak setuju dan bisa mengerti kebijakan untuk antisipasi skala lebih besar dan dampak ekonomi,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Ternak Taruna Mandiri, Padukuhan Ngalihan, Widodomartani, Ngemplak Minto Hartono mengatakan, sejauh ini kandang ternak di kelompoknya nihil kasus PMK. Itu karena sejak awal melakukan proteksi dini. Lockdown ternak sudah dilakukan sejak awal penyebaran PMK. “Proteksi kandang ketat. Kecuali orang kandang, tidak boleh masuk,” tegas Minto.

Meski lockdown, penjualan ternak tetap dapat dilakukan. Kendati begitu pelayanan hanya melalui online saja. Dikirimkan video dan foto serta keterangan ternak. Dan sejauh ini, katanya, dari persediaan 20 ekor sapi untuk kurban, sudah 18 ekor yang terjual secara online. Sementara yang tersisa di kandang saat ini ada 65 ekor sapi.

“Kami rajin berikan nutrisi, vitamin, jaga kebersihan dan desinfeksi kandang, termasuk menyemprotkan benzaklin dan eco enzim,” terang Minto. Ia menjelaskan, benzaklin berfungsi sebagai antiseptik dan desinfektan disemprotkan kuku sapi maupun kandang. Disemprotkan tiap lima hari sekali.

Selanjutnya eco enzim digunakqn untuk meredam bau kandang, sehingga sisa kotoran hewan tidak berbau. Penggunaannya sama dengan benzaklin. Disemprotkan tiap lima hari sekali ke seluruh kandang ternak. “Pemakaiannya tiap lima hari sekali, bergantian antara benzaklin dengan eco enzim,” tandasnya. (mel/laz/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version