JOGJA, Koran Magelang – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul berencana akan melakukan penggabungan atau regrouping terhadap puluhan SD tahun depan. Opsi tersebut diambil lantaran banyak sekolah di Bumi Projotamansari yang terus-terusan kekurangan siswa.
Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko mengatakan, kebijakan regrouping sekolah dasar itu kemungkinan akan dilakukan tahun depan. Sementara untuk di tahun ini, pihaknya tengah melakukan pemetaan SD mana saja yang bakal dilakukan regrouping.
Dikatakan jumlah SD di Bantul yang kekurangan siswa memang jumlahnya cukup banyak dan berkisar lebih dari 20-an dari total 364 SD. Dikatakan, kekurangan siswa karena belum mencukupi standar rombongan belajar (rombel) yang ditentukan oleh pemerintah sebanyak 28 siswa.
“Artinya kuotanya kurang. Di Bantul bahkan ada juga sekolah yang siswanya dibawah 20. Seperti di satu sekolah ada yang siswanya hanya 4,5,6 dan 7,” ujar Isdarmoko saat ditemui, Kamis (23/6).
Terkait dengan upaya regrouping itu sendiri, Isdarmoko mengaku hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan mutu sekolah dan kualitas belajar siswa. Lantaran apabila dalam satu sekolah hanya ada sedikit siswa tentunya sekolah tidak bisa eksis dan proses belajar mengajar siswa tidak bisa optimal.
Disamping itu, operasional sekolah pun tidak akan bisa maksimal dengan jumlah siswa yang sedikit. Sebab pemberian anggaran dan besaran bantuan operasional sekolah (BOS) juga akan sedikit karena ditentukan jumlah siswa dalam suatu sekolah.
Lebih dari itu, mantan Kepala SMA Negeri 2 Bantul itu juga mengungkapkan bahwa regrouping dilakukan juga demi efektifitas, efisiensi serta peningkatan mutu sekolah. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait dengan upaya pemetaan sekolah maupun pelaksanaan program itu. “Akan kami koordinasikan dengan pemerintah daerah. Kami sampaikan bahwa hal itu (regrouping) untuk efektivitas, efisiensi, peningkatan kualitas mutu,” bebernya.
Anggota Komisi D DPRD Bantul, Eko Sutrisno Aji berharap sekolah bisa memaksimalkan sistem pembelajaran sekolah apabila ada sekolah yang tidak ingin diregrouping. Menurutnya, hal itu perlu penting agar prestasi siswa bisa meningkat dan berdampak pada semakin bagusnya pamor sebuah lembaga pendidikan.
Ia yakin, apabila sebuah sekolah bisa menghasilkan prestasi dan lulusannya banyak masuk sekolah lanjutan yang bagus. Maka tidak menutup kemungkinan nantinya banyak orang tua yang tertarik untuk mendaftarkan anak-anaknya menimba ilmu di sekolah yang saat ini mengalami kekurangan siswa. “Di sisi lain juga perlu penambahan fasilitas-fasilitas sekolah. Agar siswa bisa nyaman dan semangat untuk belajar,” ucap Eko. (inu/bah/sat)