JOGJA, Koran Magelang – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mencatat, ada 210 ternak yang sembuh dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Dengan rincian 191 ekor sapi, dan 19 ekor lainnya adalah domba.
Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo menjelaskan, hewan dinyatakan sembuh usai dilakukan perawatan dan pemberian obat-obatan oleh dokter dari puskeswan. Meski demikian, peternak tetap memiliki peran penting dalam proses penyembuhan. Seperti dengan memberikan pakan tambahan saat ternak tidak nafsu makan, dan pemberian ramuan tradisional untuk menjaga kondisi hewan tetap fit.
Selain itu, peternak juga perlu menjaga kebersihan kandang. Sengan rutin menyemprotkan disinfektan. Perawatan yang dilakukan oleh peternak, kata Joko, dapat mendukung pemulihan ternak lebih cepat. “Kalau (pengobatannya, Red) hanya mengandalkan dari dinas ya pasti lama kesembuhannya,” ujar Joko saat dikonfirmasi Jumat (24/6).
Sementara untuk perkembangan kasus PMK hingga kemarin, lanjut Joko, terkonfirmasi 1.894 ekor positif PMK. Dengan jumlah ternak dipotong paksa sebanyak 19 ekor, dan ternak yang mati ada 6 ekor.
Disinggung tentang keamanan daging hewan ternak yang dipotong paksa, Joko menyebut masih aman untuk dikonsumsi. Sebab, PMK bukan penyakit zoonosis atau penyakit hewan yang bisa menular ke manusia. “Namun untuk keamanan, bagian hewan seperti kepala, jeroan, dan kaki ada baiknya dibuang dan tidak dikonsumsi,” rincinya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Bantul Wildan Nafis meminta agar DKPP Bantul supaya lebih ketat untuk mengawasi lalu lintas ternak. Hal itu menurutnya penting dilakukan agar pada Idul Adha, kebutuhan hewan kurban di Bantul bisa tercukupi.
Kemudian kambing, Wildan menilai masih mungkin apabila mendatangkan dari luar daerah. Sebab, sistem lalu lintas ternak kambing di Bantul tergolong cepat. Sebab jika kaming sampai, maka langsung disembelih. Sehingga potensi penularan PMK pada kambing pun terbilang sangat sedikit. “Kebutuhan kambing di Bantul memang besar, per hari bisa sampai 700-800 eko,” sebut politisi PAN ini. (inu/eno/sat)