Neutron Yogyakarta

Kulonprogo Terima Vaksin PMK 300 Dosis

Kulonprogo Terima Vaksin PMK 300 Dosis

JOGJA, Koran Magelang – Kabupaten Kulonprogo mendapatkan alokasi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) 300 dosis pada tahap pertama. Vaksin tersebut rencananya akan diberikan di kandang komunal Bendungan, Wates. Pencanangan vaksinasi akan dilaksanakan Pj Bupati Kulonprogo Tri Saktiana 3 Juli mendatang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo Muh Aris Nugroho mengatakan, usulan vaksinasi sebenarnya disesuaikan dengan populasi sapi yang ada di Kulonprogo. Yakni betina ada 44.660 dan 12.637 jantan. Adapun 300 vaksin yang didapat hanya untuk tahap pertama, kemudian akan disusul distribusi tahap kedua dan seterusnya. “Tahap pertama ini informasi awal kami dapat 100 dosis, namun setelah distribusi turun dapatnya lebih banyak 300 dosis,” katanya, Minggu (26/6).

Dijelaskan, Bendungan sejauh ini masih masuk zona hijau atau nihil temuan kasus KMP, dan di sana banyak kandang komunal sehingga pemberian vaksinasi dinilai akan efektif untuk pencegahan. ” Harapannya setelah divaksin akan sehat dan kebal,” jelasnya.

Menurutnya, vaksinasi tahap pertama ini memang diprioritaskan untuk sapi perah. Tentu tidak hanya di Bendungan, tetapi daerah lain di Kulonprogo yang sejauh ini memang belum ada temuan kasus PMK. Ternak yang disasar memang ternak yang usianya masih panjang atau tidak segera dipotong.

Setiap ternak nantinya akan mendapatkan tiga kali suntikan. Setelah tahap pertama, suntikan kedua akan diberikan selang satu bulan. Sedangkan suntikan ketiga selang enam bulan. “Secara nasional saat ini daerah wabah hanya dua Jawa Timur dan Aceh. Kulonprogo atau DIJ bukan daerah wabah,” ujarnya.

Sementara itu, banyak upaya dilakukan para peternak dan pedagang sapi kurban di Kabupaten Kulonprogo untuk menjaga vitalitas ternaknya menjelang Hari Raya Idul Adha 2022. Selain itu mereka juga memilih membatasi stok hewan kurban untuk meminimalisir kerugian. Terlebih untuk mencari pasokan hewan kurban dari daerah lain juga cukup sulit akibat ditutupnya lalu lintas ternak antar daerah untuk memutus mata rantai penularan PMK.

“Kami berharap DPP Kulonprogo memperhatikan para peternak dan pedagang dengan melakukan pemantauan intensif serta pemberian obat-obatan dan vaksin. Sehingga wabah PMK ini segera hilang, tidak merambah ke ternak lainnya yang masih sehat,” ucap peternak sekaligus pedagang sapi kurban, Agus Pramono, warga Glagah, Temon. (tom/din/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)