Neutron Yogyakarta

Peralihan Musim, Waspadai Gelombang Tinggi

Kekeringan Berpotensi Terjadi di Wilayah Perbukitan
Peralihan Musim, Waspadai Gelombang Tinggi
Warga Padukuhan Mancingan mengarak patung Dewi Sri saat upacara Jaladri di pesisir Pantai Parangkusumo, Bantul, Selasa (7/6). Jaladri digelar sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan YME atas berkah dan rahmatnya kepada masyarakat. Tradisi ini baru pertama dilaksanakan terbuka setelah dua tahun pandemi covid-19.(ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA)

JOGJA, Koran Magelang – Gelombang tinggi diprediksi akan terjadi di pesisir selatan Bantul beberapa hari ke depan. Ketinggian gelombang, bahkan diperkirakan mencapai 4-6 meter.

Hal itu terjadi karena fenomena alam angin timuran. Kondisi tersebut membuat tiupan angin dari samudra semakin kuat ke wilayah pesisir selatan. Oleh karena itu, wisatwan diimbau untuk lebih waspada saat mengunjungi pantai di wilayah Bantul. Terlebih bagi wisatawan yang belum tahu tentang karakter pesisir selatan. Yang memiliki palung laut.

Sebagai upaya antisipasi kecelakaan wisatawan, rambu-rambu larangan sudah dipasang di wilayah pantai yang memiliki palung laut. “Pantai di kawasan selatan Bantul ramai dikunjungi wisatawan dari luar daerah, khususnya rombongan pelajar. Sehingga sangat penting untuk mematuhi larangan bermain air hingga mandi di pantai saat gelombang tinggi,” ujar Muhammad Arief Nugroho, Koordinator SAR Satlinmas 3 Bantul Minggu (25/6).

Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Aka Luk Luk Firmansyah menyebut, akan ada potensi bencana angin kencang dan kekeringan pada peralihan musim penghujan ke kemarau seperti saat ini. Khusus potensi bencana angin kencang, sebarannya pun juga hampir merata di seluruh kapanewon di Bantul.

Kemudian untuk bencana kekeringan, Aka menuturkan, rawan terjadi di beberapa kapanewon dengan letak geografis di perbukitan. Dengan potensi paling tinggi atau status zona merah kekeringan, berada di Kapanewon Dlingo, Pundong, dan Piyungan.

Lalu dengan potensi kekeringan sedang atau zona kuning, ada di Kapanewon Imogiri, Pleret, sebagian Pajangan, sebagian Kretek, dan sebagian Sedayu. Sementara untuk kapanewon lainnya, dipastikan aman dari bencana kekeringan atau masuk wilayah dengan status zona hijau. “Untuk mengatasi kekeringan, armada di BPBD Bantul kami punya dua unit mobil tangki air.” bebernya. (inu/eno/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)