JOGJA, Koran Magelang – Gelombang tinggi diprediksi akan terjadi di pesisir selatan Bantul beberapa hari ke depan. Ketinggian gelombang, bahkan diperkirakan mencapai 4-6 meter.
Hal itu terjadi karena fenomena alam angin timuran. Kondisi tersebut membuat tiupan angin dari samudra semakin kuat ke wilayah pesisir selatan. Oleh karena itu, wisatwan diimbau untuk lebih waspada saat mengunjungi pantai di wilayah Bantul. Terlebih bagi wisatawan yang belum tahu tentang karakter pesisir selatan. Yang memiliki palung laut.
Sebagai upaya antisipasi kecelakaan wisatawan, rambu-rambu larangan sudah dipasang di wilayah pantai yang memiliki palung laut. “Pantai di kawasan selatan Bantul ramai dikunjungi wisatawan dari luar daerah, khususnya rombongan pelajar. Sehingga sangat penting untuk mematuhi larangan bermain air hingga mandi di pantai saat gelombang tinggi,” ujar Muhammad Arief Nugroho, Koordinator SAR Satlinmas 3 Bantul Minggu (25/6).
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Aka Luk Luk Firmansyah menyebut, akan ada potensi bencana angin kencang dan kekeringan pada peralihan musim penghujan ke kemarau seperti saat ini. Khusus potensi bencana angin kencang, sebarannya pun juga hampir merata di seluruh kapanewon di Bantul.
Kemudian untuk bencana kekeringan, Aka menuturkan, rawan terjadi di beberapa kapanewon dengan letak geografis di perbukitan. Dengan potensi paling tinggi atau status zona merah kekeringan, berada di Kapanewon Dlingo, Pundong, dan Piyungan.
Lalu dengan potensi kekeringan sedang atau zona kuning, ada di Kapanewon Imogiri, Pleret, sebagian Pajangan, sebagian Kretek, dan sebagian Sedayu. Sementara untuk kapanewon lainnya, dipastikan aman dari bencana kekeringan atau masuk wilayah dengan status zona hijau. “Untuk mengatasi kekeringan, armada di BPBD Bantul kami punya dua unit mobil tangki air.” bebernya. (inu/eno/sat)