Neutron Yogyakarta

Tol Jogja-Bawen, Targetkan Pembangunan Bisa Selesai Lebih Awal

Tol Jogja-Bawen, Targetkan Pembangunan Bisa Selesai Lebih Awal
ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA

JOGJA, Koran Magelang – Ruas jalan tol Jogja-Bawen ditargetkan selesai pembangunannya lebih awal. Ini karena ruas tol sepanjang 75,82 kilometer itu telah dimulai pembangunannya dengan ditandai peletakan batu pertama Maret lalu.

Sekprov DIJ Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, sebagian besar bidang tanah untuk proyek tol Jogja-Bawen sudah terbebaskan. Hanya tinggal satu atau dua bidang tana saja yang belum. Namun ruas tol ini sudah dimulai pembangunan fisiknya dengan peletakan batu pertama.

“Kalau kemarin kita sudah memulai ground breaking, kan mestinya sudah fisiknya ya,” kata Baskara Aji belum lama ini. Meski sudah dimulai pembangunannya, hanya dia belum bisa memastikan sejauh mana pembangunan fisik tersebut sudah berjalan.

“Masalah fisiknya wes ketok opo durung (sudah kelihatan apa belum, Red). Apa baru tiang-tiang pancangnya ya, kami belum update lagi,” tandas mantan kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaharaga (Disdikpora) DIJ ini.
Kendati begitu, ditargekan proyel tol Jogja-Bawen yang dibangun elevated atau melayang itu dapat segera rampung lebih awal. Dibandingkan ruas tol Jogja-Solo, karena masih mendapati kendala.

Diungkapkan, pembangunan ruas tol Jogja-Bawen ini target selesai 2024. “Kalau sudah ground breaking ya targetnya itu langsung bisa dikerjakan fisiknya. Dan, bisa selesai lebih awal,” jelasnya.

Adapun ruas jalan tol Jogja-Solo masih mendapati hambatan. Salah satunya soal pembebasan tanah. Di ruas jalan tol ini diklaim masih lebih banyak bidang tanah yang belum terbebaskan, sehingga belum dimulai pembangunannya.
“Kemudian juga masih ada beberapa tanah kas desa. Ini kan tanah dari kasultanan. Tentu penggunaan tanah itu ada izin dari pihak Kasultanan, karena sultan ground (SG),” tambahnya. (wia/laz/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)