Neutron Yogyakarta

Wisatawan Diimbau Tetap Taati Prokes

Wisatawan Diimbau Tetap Taati Prokes
LIBUR TLAH TIBA: Kawasan pantai selatan Gunungkidul masih menjadi favorit untuk menikmati liburan. Saat ini siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) sudah memasuki libur panjang sekolah 2022.(RADAR JOGJA FILE)

JOGJA, Koran Magelang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mengingatkan potensi lonjakan Covid-19 di tempat-tempat wisata. Mengingat saat ini siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) sudah memasuki libur panjang sekolah 2022.

Kepala Dinkes Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat berpotensi memicu perseebaran virus korona. Terlebih kepada masyarakat yang belum divaksin lengkap.”Mengingat saat ini aktivitas kian longgar, potensi lonjakan kasus baru juga semakin besar,” kata Dewi Irawaty saat dihubungi Minggu (23/6).

Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat saat beraktivitas menerapkan protokol kesehatan (prokes) penuh. Khususnya dalam hal penggunaan masker dan menjaga jarak di tengah keramaian tingkat tinggi.”Bagi masyarakat yang belum divaksin lengkap segera mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) untuk menerima suntikan,” ujarnya.

Berdasarkan data terbaru, tercatat ada lima kasus aktif Covis19 di Gunungkidul. Kasus baru konfirmasi positif terakhir dilaporkan pada Jumat (24/06).
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul Mohamad Arif Aldian mengungkapkan adanya peningkatan kunjungan wisata di masa libur sekolah. Meskipun belum setinggi saat long weekend atau hari libur keagamaan.”Sejak PPKM Level 1 diberlakukan, seluruh kapasitas pengunjung destinasi wisata bisa mencapai 100 persen,” kata Aeif Alidian.

Seperti diketahui, kebijakan penggunaan masker di tempat terbuka telah dilonggarkan. Hanya saja pihaknya tidak menampik potensi penularan Covid-19, termasuk dari varian baru, tetap ada.”Jadi, itu sebabnya wisatawan yang datang ke Gunungkidul tetap diminta menerapkan protokol kesehatan (prokes),” ujarnya.

Agar imbauan lebih efektif, dispar telah beroordinasi dengan asosiasi wisata, kelompok sadar wisata, hingga SAR juga dilakukan, untuk memastikan penerapan prokes. Dikatakan, fasilitas pendukung prokes di setiap destinasi dipastikan tetap layak berfungsi. Seperti wastafel untuk cuci tangan.”Kalau pun ada event, tetap harus melalui prosedur perizinan dari aparat hingga memiliki rekomendasi dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19,” bebernya. (gun/din/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)