Neutron Yogyakarta

Tak Perlu Panik, Penggunaan MyPertamina Tidak Pakai Internet

Tak Perlu Panik, Penggunaan MyPertamina Tidak Pakai Internet
RADAR JOGJA FILE

JOGJA, Koran Magelang – Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sleman Budiharjo mengimbau masyarakat tak perlu panik. Terkait penggunaan aplikasi MyPertamina yang bakal diujicobakan di Kabupaten Sleman.

Pasalnya, transaksi pembelian bahan bakar subsidi pertalite dan solar menggunakan aplikasi MyPertamina di SPBU tidak menggunakan internet. Karena setelah mendapatkan QR code, pembeli hanya perlu menempelkan kode tersebut di mobil. Sehingga tidak memerlukan jaringan internet. “Karena, ini penggunaannya dalam rangka untuk mengetahui apakah sudah tepat sasaran apa belum,” jelasnya Minggu (3/7).

Budi menyebut, uji coba juga akan dilaksanakan di Sleman. Hanya saja, belum ada jadwal pasti kapan kebijakan itu diberlakukan. Saat ini, pemkab pun telah mendapatkan sosialisasi akan penerapan aplikasi MyPertamina.

Sosialisasi, lanjut Budi, akan dilanjutkan hingga tingkat kapanewon. “Kami mendukung dengan adanya program dari pusat melalui Pertamina ini,” katanya.
Sementara itu, Sales Branch Manajer PT Pertamina Cabang Jogjakarta William Handoko membenarkan, sosilasisasi baru dilakukan untuk wilayah Sleman. “Akan dimulai implementasi per 1 Agustus. Sekarang, masih mulai pendataan dulu. Untuk 1 Agustus, tahap 1 dimulai dari Jogja. Sleman akan menyusul untuk periode selanjutnya,” bebernya.

Menurutnya, transaksi di SPBU tidak harus menggunakan aplikasi. Namun bisa memakai barcode yang telah didapatkan konsumen. Untuk pembayarannya, pun bisa dilakukan tunai. (cr4/eno/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)