JOGJA, Koran Magelang – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bantul menargetkan 40 kampung keluarga berencana (KB) terbentuk tahun ini.
Kepala DP3APPKB Bantul Ninik Istitarini mengatakan, kampung KB merupakan program pemerintah dengan tujuan membentuk keluarga yang terencana dalam berbagai aspek. Serta menjadi upaya untuk mewujudkan ketahanan keluarga melalui pendampingan masyarakat pedesaan.
Kehadiran kampung KB itu, lanjutnya, juga sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk mempromosikan perencanaan keluarga dan mendampingi akseptor untuk mengikuti program KB. “Adanya kampung KB juga membantu untuk pemberdayaan perempuan. Supaya ibu-ibu juga bisa mewujudkan atau membantu perekonomian keluarga. Bentuknya dengan memproduksi potensi yang ada di kampung seperti produksi makanan, sabun cuci, kerajinan dan sebagainya,” beber Ninik Minggu (3/7).
Selain terus berupaya menambah kampung KB, Ninik menyebut, program bangga kencana di Bantul pun juga berjalan cukup baik. Sebab pada 2021, tingkat kepesertaan aktif KB mencapai 73,73 persen dan peserta KB sebanyak 26,86 persen.
Menurutnya, keberhasilan itu tercapai karena kerja keras dari petugas lapangan keluarga berencana (PLKB), kader KB, seluruh institusi masyarakat pedesaan, dan semua yang terlibat di lapangan. Namun demikian dalam pelaksanaanya pemerintah tetap masih memiliki beragam tantangan. “Di antaranya rendahnya kepesertaan KB pria, masih tingginya kontrasepsi hormonal, hingga pernikahan dini karena kehamilan yang tidak diinginkan,” ungkap Ninik.
Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo mengatakan, dalam upaya menyukseskan program KB di Bantul ada berbagai perubahan strategi. Untuk saat ini, pemerintah tidak hanya berfokus pada masalah kependudukan tetapi juga pada pembangunan keluarga. “Ini menjadi momentum untuk dapat menciptakan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, yang harapannya dapat mewujudkan generasi emas untuk 2045,” ucap Joko. (inu/eno/sat)