JOGJA – Dua tahun lagi, tepatnya pada 2024, Indonesia akan menggelar pemilu serentak. Termasuk pemilihan presiden. Dengan segala tantangannya, Indonesia butuh pemimpin yang tangguh. Karena itu masyarakat pemilih harus sadar dengan pilihannya. Hal itu yang mulai dipersiapkan Universitas Alma Ata dengan menggelar, Dialog Kebangsaan, Memilih Pemimpin yang Bersih dan Tangguh di Tahun 2024, Bisa!, Senin (18/7).
“Sudah konfirmasi hadir sebagai pembicara Dr. (HC). KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus serta Ketua Dewan Pers Prof. Dr. Azyumardi Azra,” kata Rektor Universitas Alma Ata (UAA) Jogja Prof. Dr. H. Hamam Hadi dalam jumpa pers, Jumat (15/7). Prof Hamam Hadi sendiri juga akan memberikan welcome speech dalam acara tersebut.
Kenapa UAA Jogja merasa perlu menggelar dialog kebangsaan tersebut? Prof Hamam menyebut, hal itu sesuai dengan visi UAA untuk membangun peradaban. Menurut dia, UAA memiliki perhatian pada masalah bangsa serta sistem demokrasi Indonesia. Termasuk pemilu 2024 nanti bisa menghasilkan pemimpin yang tangguh dan bersih. ‘Karena itu pemilih harus terliterasi, salah satunya melalui dialog kebangsaan ini,” tuturnya.
Selain masyarakat umum, Prof Hamam menyebut, sudah ada 43 pimpinan kampus di Indonesia, termasuk ketua forum rektor Indonesia, yang menyatakan akan hadir. Urgensi atas kebutuhan sosok pemimpin-pemimpin bangsa yang dapat menjawab berbagai tantangan Indonesia ke depan dan upaya membangun kesadaran publik dalam memilih sekaligus mengawal proses pemilihan umum menjadi landasan tema dari kegiatan tersebut.
Menurut dia, kejujuran, ketangguhan, serta integritas merupakan standar bagi pemimpin ideal yang berkomitmen untuk sungguh-sungguh bekerja dalam rangka menjawab segala tantangan bangsa di tengah desakan persoalan nasional maupun global. Demi mewujudkannya, langkah pertama yang harus dilakukan ialah memastikan perhelatan pemilu 2024 memiliki sosok-sosok pemimpin semacam itu. “Dialog kebangsaan berperan sebagai wahana literasi masyarakat tentang suksesi kepemimpinan bangsa, sekaligus menjadi arahan norma dan ekspektasi bagi calon pemimpin yang siap berkontestasi nanti,” jelasnya. (pra)