JOGJA – Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menyatakan komitmennya untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Karena itu peredaran minuman keras (miras) di masyarakat jadi sorotan.
Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Irfan S Awwas mengatakan, siap menjaga kamtibmas. Termasuk bekerjasama dengan pihak kepolisian dan organisasi masyarakat (ormas) lainnya di Yogyakarta. “MMI akan selalu hadir duduk bersama untuk melakukan silaturahmi dan berdiskusi (dengan sesama Ormas)” ujarnya , Kamis (21/7)
Dia membantah MMI sebagai organisasi yang eksklusif dan menutup diri dari sesama ormas. Irfan mengungkapkan, MMI selalu membuka diri dan siap menjaga hubungan yang harmonis antara sesama ormas, termasuk di DIY. Selain itu, Irfan juga menyatakan MMI juga selalu siap berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) di DIY.
Ia berharap Polri dapat memaksimalkan fungsi babinkamtibmas yang selalu hadir di tengah masyarakat, sehingga polri semakin dicintai masyarakat.Secara khusus Irfan menyoroti gangguan kamtibmas yang dipicu oleh minuman keras (miras). Menurutnya banyak pelaku kejahatan terutama kejahatan jalanan karena terpengaruh miras. Oleh karenanya ia meminta pemerintah dan polisi untuk menindak tegas pengedar miras.
“Kami meminta kepada pemerintah dan penegak hukum untuk menindak tegas pelaku peredaran miras karena dapat memicu terjadinya konflik dan kriminalitas,” pintanya.
Selain itu, konflik dan ketidakharmonisan hubungan sesama masyarakat juga dipicu dari informasi tidak benar atau hoaks dari pihaknpihak yang tidak bertanggungjawab melalui sosial media (sosmed). Oleh karena itu ia menghimbau kepada masyarakat agar lebih bijak dalam bersosmed dan tidak mudah percaya informasi dari sumber yang tidak jelas dan tidak berkompeten dalam menyampaikan informasi.
“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bijak dalam bersosial media. Jangan mudah percaya berita hoaks yang sengaja dibuat oleh kelompok yang menginginkan terjadinya konflik sosial di masyarakat,” ajaknya. (pra)