SLEMAN – Wisuda umumnya menjadi momen bahagia keluarga. Namun, tidak bagi pasangan Rosewarzal dan Anizah. Keduanya menghadiri wisuda pascasarjana UGM sang anak, Reni Sabrina yang lebih dulu berpulang. Seperti apa suasananya?
Air mata Rosewarzal dan Anizah tak dapat terbendung, kala menerima ijazah wisuda pascasarja, Reni yang lebih dahulu menghadap Sang Illahi. Reni, secara resmi mendapat gelar magister setelah berhasil menyelesaikan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Pasca Sarjana UGM Jogjakarta, Rabu (20/7).
Sepanjang prosesi wisuda Program Pascasarjana Periode IV 2021/2022, mata Rosewarzal dan Anizah berkaca-kaca. Anizah, sang ibu tak hentinya menyeka air mata yang jatuh di pelupuk mata. “ Ini kampus impian mendiang Reni,” ujar Rosewarzal usai prosesi wisuda di Gedung Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, kemarin.
Ya, putrinya berpulang 1,5 bulan lalu karena menderita sakit ginjal. Kondisi ini dialami setelah mendiang menyelesaikan magister program studi Ilmu Administrasi Publik. “Ini pertama kalinya kami kesini (UGM, Red),” ucap Rosewarzal.
Datang ke Jogja dan mendampingi wisuda putrinya sudah dia rencanakan. Namun, kali ini justru tanpa putrinya.
Reni merupakan putri keduanya dari empat saudara. Dimata keluarganya, Reni merupakan sosok penyayang. Dia juga anak yang tekun belajar dan memiliki cita-cita tinggi membahagiakan orang tua melalui prestasinya.
Sejak kecil mendiang rajin mencetak prestasi di sekolahnya. Tekadnya teguh untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Semua itu dilakukan demi masa depan mendiang dan keluarganya.
Dia juga menceritakan, putrinya merupakan sosok mandiri dan pemberani. Mendiang pertama kali merantau dari Kampung Inggris, Pare sampai UGM. Belum pernah orang tua mengantarkannya. “Segala urusan diselesaikan sendiri,” ujarnya.
Sang anak, kenanganya, bercita-cita meneruskan kuliah S3 di Australia setelah lulus. “Saya jawab oke nak,” kenang pria asal Pekan Baru, Riau ini.
Diungkapkan, mendiang Reni menderita sakit ginjal sedari kuliah sarjana S-1 di Universitas Riau (UNRI). Kendati begitu, sakitnya tidak sampai parah. Pada perayaan Idul Fitri lalu mendiang telah menyelesaikan tesis dan menyempatkan pulang ke kampung halaman, Pekan Baru. Sejak kepulangan itu, mendiang sempat sakit hingga dirawat di rumah sakit selama 10 hari. “Dirujuk di dua rumah sakit. Terakhir di Rumah Sakit Muhammad Jamil Padang,” ungkap pria usia 59 tahun ini.
Kemudian putrinya dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 7 Juli lalu. Dia meninggal pukul 08.28 di Rumah Sakit Muhammad Jamil Padang. Karena kondisinya yang terus memburuk, putri keduanya ini tak terselamatkan. Keluarga pun telah mengikhlaskan kepergian mendiang. “Ya, kami sudah relakan,” sambungnya.
Pihak keluarga mendapatkan informasi, undangan wisuda dari UGM, tiga hari setelah putrinya meninggal dunia. Saat itu, saudaranya membuka laptop milik mendiang. Kemudian terdapat pesan WhatsApp, sehingga pihak keluarga menghubungi UGM hingga dilanjutkan dengan Zoom dengan pihak UGM. “Setelah itu barulah ada wisuda,” katanya.
Rosewarzal didampingi isterinya Anizah, dan adik mendiang Reza Gorlela Meyse datang ke Jogja sejak Senin (18/7). Rosewarzal menerima ijazah putrinya pada penghujung prosesi pemberian ijazah wisuda kemarin. Ijazah tersebut diberikan langsung oleh Rektor UGM Prof Ova Emilia.
Meski dirundung duka, senyum tipis terpancar di raut wajah Rosewarzal. Mendiang memperoleh prestasi yang cukup memuaskan cumlaude dengan indeks prestasi kumulatif 3,64. (bah)