Neutron Yogyakarta

Monumen UFO Dibangun di Berbah

Dekat Area Fenomena Crop Circle 2011 Silam
Monumen UFO Dibangun di Berbah

SLEMAN, Radar Jogja – Monumen UFO diresmikan pada peringatan hari UFO Nasional Kamis (21/7). Lokasinya persis di depan fenomena crop circle di Krasaan, Jogotirto, Berbah pada 23 Januari 2011.

Pengagas Indonesia UFO Network (IUN) Venzha Christ menyebut, pembangunan landmark UFO di Berbah karena tidak adanya atensi dari pihak mana pun. Padahal peristiwa crop circle di lahan sawah warga Berbah, merupakan fenomena penting yang tidak boleh dilupakan.

Mengingat kejadian itu, adalah satu-satunya yang diketahui di Asia Tenggara. “Jadi kami dari jaringan komunitas UFO seluruh Indonesia ingin menginisiasi, membangun satu landmark,” ujarnya.

Menurutnya, fenomena langka itu menjadi sebuah pertanda. “Pertanda bahwa apa yang kami riset selama ini, apa yang kami pelajari dan apa yang kami ingin share tentang teknologinya, tentang pengembangan materi ke arah edukasinya itu bisa berjalan baik dengan adanya tempat,” bebernya.

Hadirnya monumen didukung dengan sebuah kafe bernama Suru Pitoe, lanjutnya, diharapkan bisa menjadi destinasi wisata baru. Terlebih menurutnya belum ada wisata yang fokus tema space science atau science antariksa. “Fenomena crop circle ini kan sangat unik dan sangat spesial. Pasti bisa meningkatkan ekonomi khususnya ekonomi mikro penduduk setempat,” harapnya.

Sementara itu, warga setempat Basori mengaku, masih mengingat kejadian 11 tahun lalu itu. Sekitar pukul 22.00, dia seperti mendengar suara mesin di dekat rumahnya. Dia menyakini tidak ada aktivitas manusia pada malam hari. Karena suasana malam yang sepi. “Suaranya (seperti mesin, Red) tidak lama,” sebutnya.

Keesokan harinya saat keluar rumah, Basori melihat sekitar enam petak sawah ambruk. Namun setelah dilihat dari atas bukit Suruh, ternyata ada pola dalam ambruknya padi yang sudah berusia tiga bulan. “Dulu waktu ada penelitian mahasiswa dari Semarang, katanya ada akar yang terbakar. Tapi, pengaruh di tanah itu sendiri tidak apa-apa. Nyatanya sampai sekarang masih subur saja,” jelasnya. (lan/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)