Neutron Yogyakarta

Belajar Otodidak, Pakai Racikan Turun-temurun dari Bapak

Bripka Lanjar Pamuji, Polisi Ahli Sangkal Putung Dapat Penghargaan dari Kaporles Kebumen
Belajar Otodidak, Pakai Racikan Turun-temurun dari Bapak

KEBUMEN – Di tengah kesibukan sebagai korps Bhayangkara, Bripka Lanjar Pamuji tetap melayani masyarakat yang datang ke rumah. Bukan ingin mengadu soal keamanan, ketertiban ataupun permasalahan hukum. Tapi mereka datang untuk berobat.

Bripka Lanjar baru saja meraih penghargaan dari Kapolres Kebumen. Selain sosok bersahaja, Bripka Lanjar dianggap layak mendapat penghargaan lantaran sudah berkontribusi kepada masyarakat. Ia diberi anugerah lebih oleh tuhan untuk mengobati dislokasi persendian serta pengobatan syaraf kejepit.

Hampir setiap hari usai menjalankan tugas sebagai anggota Satlantas Polres Kebumen, Bripka Lanjar melanjutkan rutinitas dirumah membuka pengobatan alternatif yang fokus pada persoalan tulang atau masyarakat mengenal sangkal putung.

Suami dari Riana Faridatun ini dikenal mampu menyembuhkan pasien yang menderita dislokasi tulang, persendian serta pengobatan syaraf kejepit. Maka tak heran kalau banyak masyarakat yang kemudian datang memilih sebagai alternatif pengobatan tulang.

Begitu waktu pengobatan dimulai, rumahnya di Dukuh Watubarut, Desa Gemeksekti RT 02/03 Kebumen tak pernah sepi. Masyarakat dari berbagai usia dan kelas sosial rela antre untuk mendapat penanganan dari Bripka Lanjar. Bahkan, tak sedikit pasien patah tulang yang tadinya akan di operasi memilih untuk berobat disini. “Dulu almarhum bapak saya memang tukang pijat. Dan sampai sekarang saya yang nerusin secara otodidak,” ujarnya, Senin (25/7).

Memang dasar watak pengabdian, Bripka Lanjar tidak begitu mempersoalkan biaya pengobatan pasien yang datang. Biaya akan disesuaikan dengan kebutuhan obat pasien. Bahkan untuk pasien balita tidak dipatok biaya. Itulah yang membuat masyarakat luar daerah Kebumen tak segan datang, seperti masyarakat Banyumas, Purworejo, Jogja, Wonosobo dan Banjarnegara. “Cita-cita saya tetap ingin memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat baik sedang dinas atau di luar dinas,” ucapnya.

Tidak seperti halnya ilmu tulang modern atau ortopedi. Sangkal putung bukan satu cabang ilmu yang mudah diperlajari. Selain ketekunan rata-rata faktor lain untuk menguasai sangkal putung adalah dari jalur keturunan. Seperti dirasakan Bripka Lanjar, awalnya dia tidak mengetahui jika memiliki kemampuan memijat. Hal tersebut baru disadari 10 tahun lalu ketika mencoba memijat pasien bapaknya. “Alhamdulillah ini datang semua dari hidayah Allah. Awalnya saya coba memijat pasien bapak. Keterusen sampai sekarang,” tuturnya.

Dari cara memijat, Bripka Lanjar punya ciri khas tersendiri. Tak sekadar memijat dengan menekan atau meremas bagian tubuh yang sakit. Metode pemijatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan apa yang diderita pasien, seperti patah tulang, tulang geser, kesleo, stroke dan syaraf kejepit.

Minyak urut yang digunakan pun bukan sembarangan. Melainkan dari racikan turun temurun yang diolah sendiri. Fungsi minyka ini untuk membantu melemaskan dan menyembuhkan jaringan otot yang rusak. “Mirip pijat kebanyakan, hanya saja mungkin saya sedikit lebih banyak seperti medis. Pakai gip untuk menangani patah tulang pakai papan dibalut,” terangnya.(fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)