Neutron Yogyakarta

Mengapa Harus lewat Jogja?  

Bentrok Suporter Solo dengan Warga di Beberapa Titik
Mengapa Harus lewat Jogja?   

SLEMAN – Kericuhan dan bentrok rombongan suporter bola dari Solo dengan warga terjadi di beberapa titik di Jogjakarta, Senin (25/7). Peristiwa ini sekitar pukul 12.30-14.00 di kawasan Jalan Affandi Gejayan dan Jombor, Sleman.

Ratusan suporter Persis Solo itu hendak menuju Magelang untuk mendukung timnya melawan Dewa United di Stadion Moch Soebroto. Persis Solo menjadikan home laga kandang Liga 1 di stadion itu karena Stadion Manahan sedang dipersiapkan untuk ASEAN Para Games 2022.

Lewatnya suporter Persis Solo hingga masuk Kota Jogja, tepatnya di kawasan Tugu, dipertanyakan sejumlah pihak. Mengapa mereka tidak melewati Cepogo-Blabak-Magelang. Atau kalau pun lewat DIJ, dari Prambanan ke kanan lewat Cangkringan-Tempel-Magelang.

‘’Tidak harus lewat Kota Jogja, bahkan sampai Tugu. Ini kan jadi sensitif karena selama ini, kita tahu ada rivalitas panas antara suporter Solo dengan Jogja. Kalau suporter Solo tidak lewat Jogja, barangkali tidak akan terjadi seperti ini,” kata Anwar, salah seorang warga Jogja.

Seorang juru parkir, Yono, 50, mengatakan kericuhan terjadi secara tiba-tiba. Ia mengira saat itu ada demo mahasiswa. “Saya kan di sini jaga. Biasanya demo mahasiswa pakai almamater itu, tapi ini kok enggak. Tahu-tahu ribut di situ,” ungkapnya.

Yono mengaku tidak mengetahui persis awal mulanya. Rombongan motor ada di seberang jalan berhenti. Kemudian balik lagi ke arah selatan. Rombongan itu terlihat tidak membawa bendera apa pun. Ia menyebut mereka terlihat saling memprovokasi.

“Informasi tadi, katanya kumpulnya di sekitar Pasar Demangan sebelum ke sini. Kumpul di titik itu terus ke sini. Ribut di sini, dekat gang iya. Satu motor ditinggal, takut lalu ditinggal saja. Digeletakkan begitu saja, langsung lari, kabur. Yang ngejar banyak,” tandansya.

Dalam peristiwa ini ada kendaraan roda dua yang dirusak dan beberapa orang mengalami luka-luka. Beberapa orang dikabarkan juga yang diamankan ke Polsek Depok Barat.

Selain di Gejayan, kericuhan juga berlanjut di Jalan Magelang, Mlati. Mereka ricuh dengan warga sekitar pukul 14.00 di area sekitar fly over Jombor.

Salah seorang saksi mata bernama Wahyu, 24, warga Subang, Jawa Barat, melihat kericuhan itu. Ia adalah sopir truk ekspedisi. Ia dan rekannya hendak menurunkan muatan truk barang saat kericuhan terjadi. “’Rombongan dari dua arah. Ada puluhan. Sempat ada gas air mata juga. Ini kami kena asapnya juga. Pedih ini mata,” ujarnya.

Dikatakan, saat kericuhan terjadi beberapa menit, truk polisi segera datang dengan puluhan personel. Gas air mata segera ditembakkan dan Wahyu melihat ada sekitar lima orang yang diciduk dan dimaskukkan ke dalam truk oleh polisi.

“Habis itu mereka berpencar, lari sendiri-sendiri. Saya gak tahu mereka siapa. Baru ini juga lihat kejadian seperti ini di Jogja. Ini mata saya juga masih pedih,”  ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Mlati Kompol Andhies F Utomo membenarkan kericuhan terjadi antara rombongan suporter dengan warga. Para suporter itu akan menonton pertandingan ke Magelang.

“Keributan hari ini perselisihan rombongan suporter dari Persis Solo yang akan menonton di Magelang. Tadi datangnya rombongan menuju Magelang melintas di seputaran jalan di Sleman, termasuk di Jombor. Ada sedikit cekcok dengan masyarakat karena ada pelemparan batu juga,” jelasnya.

Saat ini pihaknya tengah melakukan identifikasi korban lebih lanjut. Selain itu, juga sedang menghitung kerugian material. Pihaknya telah berkoordinasi dengan polsek di lintas wilayah untuk siaga saat kepulangan para suporter. Pengamanan pun dilakukan di sejumlah titik. (lan/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version