Neutron Yogyakarta

Tinggal Dua Grup Cingpoling

Terus Dipertahankan agar Tidak Punah
Tinggal Dua Grup Cingpoling

PURWOREJO – Selain Dolalak, Cingpoling juga menjadi slaah satu kesenian dari Kabupaten Purworejo. Namun, keberadaan Cingpoling tak seberuntung tarian Dolalak, sebab tarian Cingpoling disebut sudah terancam mulai punah.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Purworejo Dyah Woro Setyaningsih menyebutkan, keberadaan Cingpoling saat ini perlu untuk dilestarikan. Di Kabupaten Purworejo hanya tersisa dua grup di Desa Jatirejo, Kecamatan Kaligesing dan Kesawen, Kecamatan Pituruh.

Padahal, kesenian tersebut sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Agar tak cepat punah, Disdikbud lakukan pelestarian kesenian Cingpoling dengan melakukan pementasan. “Kami bersama dengan Disdikbud Jawa Tengah kembali menggeliatkan pentas seni Cingpoling dengan menyelenggarakan Pertunjukan Seni Rakyat Jateng secara virtual di gedung kesenian Purworejo sebagai upaya pelestarian kesenian tersebut pada Jumat (22/7) lalu,” ujarnya, Senin (25/7).

Selain agar menjadi pengetahuan bagi masyarakat bahwa seni itu masih ada juga untuk menyemangati grup seni agar terus termotivasi menjaga budayanya sendiri.Kesenian tersebut menarik karena menunjukkan olah tari dengan busana atau kostum yang menarik. Dia berharap, kesenian tradisional semacam itu tidak punah dan terus bertahan di masyarakat.

Ketua Grup Cingpoling Konco Manunggal Jati, Desa Jatirejo Kaligesing Tukiyat menyebutkan, di Jatirejo kesenian tersebut hampir punah pada tahun 90-an. Namun, kini seniman di desanya konsisten menjaga akar tradisi yang sudah ada selama bertahun-tahun itu.Saat ini, grupnya tersebut memiliki 22 penari baik laki-laki dan perempuan. Secara rutin terus melakukan kaderisasi dan latihan secara rutin. “Alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan dan berkembang, karena Cingpoling dibutuhkan untuk acara adat di desa kami yaitu Jolenan,” ujarnya. (han/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version