Neutron Yogyakarta

Fokus Pemilahan, Sampah Residu di Sleman Turun

Fokus Pemilahan, Sampah Residu di Sleman Turun

SLEMAN – Sampah residu di Sleman yang dibuang ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan mengalami penurunan. Hal ini karena adanya pemilahan, membuat penurunan sampah residu mencpai 2.000 meter kubik.

Kepala UPTD Persampahan Kabupaten Sleman Rita Probowati menjelaskan, pemilahan masih difokuskan saat sampah berada di transfer depo. Sementara pemilahan di masyarakat, masih terus digencarkan. Terlebih sudah adanya SE Bupati Nomor 30 Tahun 2022 tentang Gerakan Pilah Sampah di Rumah pada Mei lalu. “Masyarakat belum (lakukan pemilahan sampah, Red),” jelasnya Rabu (27/7).

Dia pun berharap, jika pemilahan sampah dilakukan secara konsisten, akan berdampak besar. Saat ini, dampak dari berkurangnya residu sampah yang dibuang ke TPST Piyungan adalah pembayaran retribusi yang ikut turun.

Namun, lanjut Rita, sampah masih menyisakan sejumlah permasalahan. Terlebih sampah liar yang masih ditemukan di beberapa titik di Sleman. Untuk mencegah hal itu, berbagai upaya telah dilakukan. Seperti patroli sampah, pengurukan sampah, hingga pemasangan papan larangan.

Tahun ini saja, kata Rita, patrol sampah sudah dilakukan hingga 62 kali. Sementara pengurukan sampah, dilakukan di empat lokasi. “Misal sampah liar untuk dijangkau dengan tenaga nggak mampu seperti di jurang kecil, jadi diuruk,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani menegaskan, persoalan sampah bukan hanya urusan DLH. Dia pun meminta, seluruh elemen masyarakat bisa saling bersinergi. Khususnya untuk pengawasan pembuangan sampah liar. “Pengawasan tidak hanya panewu dan lurah, tapi masyarakat secara umum. Kalau ada yang membuang sampah sembarang tolong diimbau jangan seperti itu,” harapnya. (lan/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)