Neutron Yogyakarta

Ketinggian Gelombang mencapai Enam Meter

Nelayan Rehat, Aktivitas TPI Berhenti
Ketinggian Gelombang mencapai Enam Meter

KULONPROGO – Gelombang tinggi masih terjadi di pesisir pantai selatan Kulonprogo, hingga Rabu (27/7). Kondisi itu memaksa nelayan untuk memperpanjang waktu libur melaut.
Kondisi itu salah satunya terpantau di pangkalan nelayan di Pantai Congot, Kulonprogo. Aktivitas nelayan sepi, sejumlah perahu jukung diam diikat di pohon cemara, terparkir kurang rapi di bibir pantai.
Salah satu nelayan Ahmad, 47, mengatakan, sudah genap sepekan gelombang tinggi terjadi dan ia memilih rehat turun melaut. Tidak hanya gelombang yang tinggi, tiupan angin kencang juga tidak bersahabat untuk berburu ikan. “Kalau ikan tangkapan mungkin ada, tetapi perahunya yang susah untuk turun, resiko,” ucapnya.
Dijelaskan, ketinggian ombak saat ini berkisar 4 meter. Sepekan lalu bahkan mencapai 6  meter. Kalau dipaksakan turun rawan kecelakaan. “Kalau hari ini sekitar 4 meter. Tapi ombaknya besar, arusnya kencang dan anginnya banter,” jelasnya.
Menurutnya, mengisi waktu luang, ia juga nelayan lainnya sementara lebih memilih memperbaiki alat pencari ikan. Sebagian beralih profesi sementara, kerja serabutan agar dapur tetap bisa ngebul. “Saya mau bikin jaring eret, tidak ada yang melaut, kerja seadanya saja,” ujarnya.
Nelayan Congot biasa berburu ikan bawal, tongkol, juga lobster. Kali ini sebetulnya masih musim angin timur, cuaca cenderung lebih dingin.

Humas Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo Triyanto menambahkan, ketinggian gelombang pesisir wilayah V Kulonprogo memang mengalami tren peningkatan. ketinggian berkisar antara tiga meter hingga empat meter. Kondisi normal nelayan turun biasanya gelombang di kisaran dua meter saja. “Gelombang tinggi ini juga berdampak di beberapa titik (abrasi), namun beberapa pekan terakhir tidak signifikan cenderung aman. Meski demikian ketinggian gelombang termasuk kategori bahaya bagi pengunjung atau wisatawan. kami larang bermain di bibir pantai,” tegasnya.

Terkait nelayan libur melaut, Triyanto menyebut itu hal yang biasa sepanjang tahun. Pihaknya juga sudah terjun ke seluruh tempat pelelangan ikan (TPI) untuk memberikan imbauan kepada para nelayan untuk tidak nekat turun melaut. Menunggu kondisi aman berangsur normal. “Jangan dulu melaut, TPI sini (Congot), TPI Bayeman, TPI Glagah, dan TPI Bugel sudah kami imbau semua. Kami juga intensifkan jaga selama 24 jam penuh di pos-pos pantau yang ada di sepanjang pantai Kulonprogo,” ucapnya. (tom/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)