Neutron Yogyakarta

Lansia Tinggal Sendirian Perlu Perhatian

Lansia Tinggal Sendirian Perlu Perhatian

JOGJA – Warga lanjut usia (lansia) yang hidup sendiri perlu menjadi perhatian warga di sekitarnya. Selain untuk menjaga kesehatan juga menghindari dari aksi penculikan. Beberapa ada yang dijadikan pengemis.

Temuan itu disampaikan oleh anggota dewan perwakilan daerah (DPD) RI asal DIJ GKR Hemas seusia membuka kick-off project pendampingan lansia oleh Yayasan Karinakas di kantor DPD RI Perwakilan DIJ, Senin (1/8). GKR Hemas menyebut jika 10 tahun lalu banyak warga lansia di Gunungkidul, terutama di bagian utara yang berbatasan dengan Jawa Tengah diculik. Untuk dijadikan pengemis di kota-kota besar. Tapi hal itu telah hilang dengan adanya partisipasi masyarakat. “Itu dulu, sekarang dengan adanya perhatian dari warga sekitar dan dinas terkait warga lansia terdata,” katanya.

Hemas mengatakan, data menunjukkan 15,79 persen warga di DIJ adalah lansia. Tapi di beberapa wilayah, seperti Gunungkidul masih terdapat lansia yang hidup sendiri. Karena ditinggal anak cucunya yang merantau karena bekerja. Hal itu dimintanya menjadi perhatian. Karena warga lansia juga enggan jika harus dipindahkan ke panti sosial. “Banyak yang depresi karena biasanya tinggal dengan keluarga tiba-tiba sendiri, itu jadi perhatian,” katanya.

Istri Gubernur DIJ itu pun mengaku, keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah sudah ada. Mulai dari adanya peraturan daerah nomor 3 tahun 2021 tentang lansia hingga rutinnya pemeriksaan kesehatan bagi lansia oleh puskesmas setempat. Hal itu sudah dilakukan di empat kabupaten dan satu kota di DIJ dan ditunjukkan kepada Yayasan Karinakas. “Makanya program Yayasan Karinakas ini pilot project di Sleman dan Gunungkidul, kalau sukses ya diaplikasikan ke semua kabupaten dan kota,” jelasnya.

Peningkatan Kesejahteraan Lansia Indonesia Melalui Peningkatan Partisipasi Lansia Dalam Masyarakat dan Peningkatan Akses Layanan Kesehatan di Sleman dan Gunungkidul

Sementara itu perwakilan Caritas Indonesia Dewi Kurniawati mengatakan, Caritas adalah lembaga non pemerintah mulai 2005. Sudah mulai memberi bantuan pada warga Aceh, Nias dan DIJ yang terdampak gempa dan tsunami. Dewi menambahkan, tahun ini kembali memperluas cakupannya melalui program lansia. Program ini merupakan program pertama Karinakas yang menjangkau lansia yaitu melindungi kelompok rentan termasuk lansia dalam kebencanaan. “Program ini sudah berjalan di Filipina dan Thailand,” katanya.

Pilihan menjadikan DIJ pilot project karena memiliki wilayah dengan presentasi harapan hidup tertinggi di Indonesia. Juga memiliki SDM lokal potensial baik dari kapasitas dan juga dukungan. Menurut dia, SDM lokal sangat penting karena melalui intervensi dan kolaborasi maka para lansia bisa meningkatkan kesejahteraannya. “Sebagai vbagian dari jaringan Caritas, Karinakas bersama dengan Caritas Indonesia saat ini mengupayakan terlaksananya pilot project kelanjutusiaan ini di Kalurahan Girikerto, Kapanewon Turi, Sleman, dan di Kalurahan Karangasem, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul,” tuturnya. (pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)