KEBUMEN – Agenda rutin festival Kalisat di Desa Sendangdalem, Padureso menjadi magnet wisata tersendiri setiap tahun. Kegiatan ini tidak hanya diikuti warga setempat, tapi juga menjadi perhatian masyarakat dari luar kabupaten seperti Wonosobo dan Purworejo.
Festival berlangsung di kawasan PLTA Wadaslintang, Desa Sendangdalem. Pada festival ini masyarakat diperbolehkan menangkap ikan di sepanjang Sungai Bedegolan yang merupakan aliran waduk Wadaslintang. Tidak ada syarat khusus untuk mengikuti festival ini. Hanya saja warga ditekankan dalam menangkap ikan menggunakan alat tradisional.
Ketua Pokdarwis Desa Sendangdalem Nur Amin menyampaikan, festival Kalisat digelar dari adanya penutupan pintu air yang dijadwalkan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO). Penutupan berlangsung rutin setahun sekali antara Agustus hingga September. Ini dilakukan dengan melihat situasi pertanian sekaligus dimanfaatkan untuk pemeliharaan rutin jaringan waduk. Atas kondisi itu, pihaknya kemudian melihat peluang wisata dengan membuat kegiatan menangkap ikan-ikan liar dari waduk Wadaslintang. “Sudah ada mulai 2018, disini kami sifatnya mengikuti jadwal kapan pintu air waduk ditutup,” terangnya, Senin (1/8).
Nur Amin menjelasakan, festival Kalisat tahun ini merupakan event perdana usai terhalang masa pandemi Covid-19. Lebih lanjut, ketika festival pertama digelar empat tahun lalu, dirinya tak pernah menyangka bakal mengundang masyarakat dari luar daerah. “Bisa dibilang sekarang baru mulai setelah tahun kemarin vakum. Kalau dilihat plat nomor kebanyakan dari kabupaten tetangga,” ucapnya.
Lebih lanjut, selain ikan liar seperti bawal, nila dan mujair. Panitia dari desa juga menebar ikan lele untuk menambah kemeriahan. Ia meminta, festival tahun depan mendapat dukungan lebih dari dinas terkait. “Tadi ditutup sekitar pukul 09.00. Ada aba-aba kemudian warga langsung turun. Kami nambah ikan sekitar setengah kuintal dan ada doorprize bagi yang beruntung,” tuturnya.
Kepala Desa Sendangdalem Yuli Imam Susanto mengatakan, karangtaruna maupun pokdarwis diharapkan sering mengadakan kegiatan yang bersifat promosi wisata. Langkah tersebut diharapkan sebagai upaya pemulihan pandemi Covid-19. Pihaknya pun siap memberikan dukungan melalui penyertaan anggaran demi mengangkat potensi desa. “Tinggal sering-sering aja buat event. Pemerintah desa siap mendukung asalkan hal positif. Terkait anggaran bisa juga kolaborasi dengan pihak ketiga,” terangnya.
Lebih lanjut, ia meminta pokdarwis sebagai motor penggerak sektor wisata bisa memadukan festival kalisat dengan kegiatan lain. Artinya, tidak sekedar fokus festival wahana air, tapi bisa dikolaborasikan dengan sektor unggulan seperti pertanian atau kesenian. “Desa kami kaya. Misal perpaduan dengan potensi lain yang lebih menjual. Nah di sini pentingnya terobosan temen-temen dari pokdarwis untuk mengangkat itu,” paparnya. (fid/pra)