Neutron Yogyakarta

Pendaftar MyPertamina di Sleman Hanya 3,7 Persen

Pendaftar MyPertamina di Sleman Hanya 3,7 Persen

SLEMAN – Antusiasme masyarakat mendaftar aplikasi MyPertamina di Sleman masih rendah. Terbaru, tercatat sebanyak 1.620 kendaraan di Kabupaten Sleman yang telah terdaftar. Jumlah ini, hanya sekitar 3,7 persen dari total warga Sleman. Maka sosialisasi yang masif harus dilakukan guna mendorong peningkatan pendaftar.“Kami menghadirkan panewu dan lurah agar bisa melakukan sosialisasi terhadap program Subsidi Tepat MyPertamina ini,” ujar Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa di Aula Pangripta Bappeda Sleman, Kamis (4/8).

Menurutnya, kehadiran panewu, lurah, dan organisasi perangkat daerah (OPD) pada sosialisasi diharapkan dapat menjadi jembatan informasi bagi warga. Sebab, masih banyak warga yang belum memahami program tersebut.

Dijelaskannya, penggunaan aplikasi sangat penting. Tujuannya agar penguna pertalite dan solar bersubsidi tepat sasaran. Sebab, tidak semua orang berhak atas bahan bakar bersubsidi. “(Pertamina, Red) harus memberikan informasi yang tepat serta perhatian kepada masyarakat. Sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman atau ketidaktahuan dari masyarakat,” imbuh Danang.

Sales Branch Manajer II PT Pertamina Yogyakarta William Handoko Gotama mengatakan program Pertamina bertujuan agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Dia menekankan pemilik kendaraan roda empat pengguna solar dan pertalite agar mendaftar. Lagi pula prosedurnya tidak terlalu rumit.“Jadi fokusnya bukan pada wajib menggunakan aplikasi MyPertamina. Nanti bapak ibu hanya perlu terdaftar dalam website. Agar bisa terdata, nanti bapak ibu bisa mengunggah beberapa dokumen,” jelasnya. (lan/din).

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)